Al Haram As Syarif

pexels-tranthangnhat-17690078
Daerah Bait Suci Yahudi dulu

Lapangan luas (bagian barat yang panjangnya 491 m, bagian timur yang panjangnya 462 m, bagian utara yang panjangnya 310 m, bagian selatan yang panjangnya 281 m) di mana kini berdiri Masjid Al-Aqsa dan Dome of the Rock, bernama Al Haram As-Syarif. Cadas suci di lapangan ini, yang kini terletak di bawah kubah masjid, di zaman dulu merupakan puncak bukit yang secara populer dinamakan Bukit Moria untuk memperingati korban Abraham (bdk. Kej 22:1-19). Di masa pemerintahan Raja Daud, bukit ini adalah milik seorang Yebus bernama Arauna. Ia memakainya sebagai tempat pengirikan gandum. Bukit itu dibeli oleh Daud dari Arauna, lalu di atasnya didirikannya mezbah bagi Tuhan dan dipersembahkannya kurban bakaran serta kurban perdamaian. Ceritanya dapat dibaca dalam kitab kedua Samuel, bab 24. Sejak itu Daud ingin mendirikan Bait Suci di atas bukit tersebut, tetapi rencana itu berhasil diwujudkan baru oleh Salomo, anaknya pada tahun 950 SM (kadang-kadang disebut tahun lain pula). Bait Suci I itu dihancurkan oleh tentara Babel pada tahun 586, tetapi didirikan kembali oleh Zerubabel pada tahun 516. Bait Suci II tidak seindah yang pertama. Karena itu Raja Herodes yang ingin dicintai oleh bangsa Yahudi dan berbuat apa saja supaya bangsa itu lupa bahwa ia seorang Idumea, pengagum budaya Yunani dan seorang kriminalis, mulai memikirkan pembangunan Bait Suci di Bukit Muria itu. Pekerjaan itu dilakukan oleh puluhan ribu tukang, sedangkan ribuan orang Lewi mempelajari teknik membangun tembok. Lapangan Bukit Muria diperluas di sebelah utara dan dari semua sudut dikelilingi oleh pelataran, kecuali sebelah barat laut di mana berdiri Benteng Antonia. Pelataran timur bernama Pelataran Salomo, yang di sebelah selatan bernama Pelataran Rajawi. Setiap pelataran mencakup 4 deretan tiang setinggi 8 m. Orang-orang kafir boleh berdoa di sebuah lapangan khusus yang dimasuki dengan melewati pelataran luar tadi. Mereka tidak boleh memasuki bagian yang dikhususkan bagi bangsa Yahudi saja. Hal ini diingatkan lewat tulisan dalam bahsa Yunani dan Latin yang ditempatkan pada 13 tiang. Bila mereka memasuki daerah terlarang, mereka dihukum mati. Bangunan utama Bait Suci di sebelah timur mencakup sebuah lapangan yang dikelilingi dengan tembok. Lapangan itu dapat dimasuki lewat 9 gerbang : 4 di sebelah utara, 4 di sebelah selatan dan 1 di sebelah timur. Gerbang yang terakhir itu paling indah dan dikenal sebagai Gerbang Korintus. Gerbang itu kiranya sama dengan yang disebut “Pintu Indah” (bdk. Kis 3:2). Lapangan itu terbagi dua; yang satu dikhususkan bagi kaum wanita Yahudi dan yang lain bagi kaum pria. Bagian barat sekitar mezbah pembakaran hanya boleh dimasuki para imam. Di sebelah barat dari mezbah ada Bait Suci yang sesungguhnya. Pembangunan bagian utama Bait Suci itu berhasil dilakukan oleh Herodes dalam 8 tahun. Tetapi pembangunan bagian-bagian lain berlangsung lama sekali. Menjelang wafatnya Yesus, pekerjaan di daerah Bait Suci belum selesai. Sambil memandang kemegahan segala bangunan itu, Yesus berkata, Apakah kalian melihat semuanya itu ? Ketahuilah, tidak ada satu batupun dari bangunan-bangunan itu akan tinggal tersusun pada tempatnya. Semuanya akan dirobohkan (Mat 24:2). Bait Suci Yahudi itu disebut dalam injil berkali-kali. Di situlah Zakharia mengalami penglihatan Malaikat Tuhan (Luk 1:8-22). Maria mempersembahkan Yesus di Bait Suci itu (Luk 2:22-40). Yesus yang masih remaja bercakap-cakap dengan para ahli kitab di tempat itu (Luk 2:22-40), menyucikan Bait Suci (Yoh 2:13-22) dan di situ mengamati seorang janda yang mempersembahkan seluruh nafkahnya demi kemuliaan Allah (Luk 21:1-4). Nubuat Yesus tentang Bait Suci menjadi kenyataan pada tahun 70. Yerusalem dihancurkan, sedangkan Bait Suci dibakar. Pada tahun 132 Bar-Kokhba memimpin lagi pemberontakan Yahudi terhadap Roma. Pada tahun 135 Kaisar Hadiranus sekali lagi bertindak secara kejam terhadap bangsa Yahudi. Di tempat berdirinya Bait Suci, ditempatkannya patung kuda. Julianus Apostata (361-362) berusaha membangun Bait Suci kembali, tetapi pekerjaan dihentikan karena nyala api yang konon keluar dari dalam tanah. Sejak itu lapangan Bukit Muria terlantar. Umat Kristen menghindari tempat ini sebagai tempat yang pernah dikutuk oleh Yesus. Daerah itu akhirnya menjadi tempat pembuangan sampah, dan begitulah keadaannya sampai datangnya orang-orang Arab ke Yerusalem. Mereka memandang Bukit Muria sebagai tempat yang disucikan oleh kehadiran Nabi Muhammad, sehingga mendirikan di atasnya salah satu masjid terindah di dunia Islam. Masjid sekarang didirikan pada tahun 691 oleh Abdul Malik yang menggantikan sebuah masjid kecil yang berdiri di situ sejak tahun 636. Pada tahun 1099 para pejuang Perang Salib mengubah Kubah Cadas (yang secara kurang tepat disebut Masjid Omar) menjadi sebuah gereja dengan nama Templum Domini (=Gereja Tuhan). Namun pada tahun 1187, sesudah Yerusalem direbut oleh Saladin, salib emas yang ditempatkan di atas kubah masjid disingkirkan, dan sejak itu masjid itu sepenuhnya di tangan umat Islam. Tetapi masjid sekarang mengalami pemugaran berulang kali selama 13 abad.

Masjid Qubbet As-Sakhra (Dome of the Rock)

Masjid Cadas / Batu Karang dianggap oleh banyak ahli sebagai salah satu bangunan terindah di muka bumi. Kubahnya berlapiskan emas. Arsitekturnya meniru basilika-basilika Kristen masa Bizantium. Di dalam masjid ini terhias dengan mosaik-mosaik tembok, kaca-kaca warna dan permadani-permadani Persia yang indah. Di dalam masjid ini ada cadas yang dianggap suci. Panjangnya 13 m, lebarnya 10 m dan tingginya hampir 1.5 m. Menurut tradisi Islam, Nabi Muhammad datang ke tampat ini dari Mekka dengan mengendarai Buraq untuk berdoa di depan cadas itu sebelum berangkat ke surga (miraj). Ketika ia mulai naik, cadas itu pun terangkat di bawah telapak kakinya, tetapi dihentikan oleh Malaikat Gabriel. Bekas tangan malaikat itu terukir pada cadas suci ini. Menurut kepercayaan lain, pada akhir zaman, dari cadas ini akan terdengar bunyi terompet, tanda dimulainya penghakiman terakhir. Allah akan bertakhta di atas cadas ini sebagai Hakim. Di bawah cadas terdapat sebuah gua yang konon dulu dipakai oleh Arauna sebagai gudang peralatan. Salah satu sudut cadas ini menyerupai lidah. Konon bagian cadas itu pernah bersuara kepada Omar sambil menyalaminya. Di dalam gua diperlihatkan tempat-tempat di mana pernah berdoa Abraham, Daud, Salomo, Elia dan Muhammad.

Masjid Al-Aqsa

Di bagian selatan lapangan suci ini berdiri Masjid Al-Aqsa, artinya “Masjid Terjauh” (dari Mekka). Masjid ini panjangnya 90 m dan lebarnya 60 m, dan menyerupai basilika Kristen. Inilah sebabnya masjid ini cukup lama dipandang sebagai sebuah gereja Kristen untuk menghormati Bunda Maria yang didirikan oleh Kaisar Yustianus. Namun kini diketahui dengan pasti bahwa masjid ini bukan bekas bangunan Kristen. Masjid ini didirikan pada tahun 709-715 oleh putra Al Malik yang membangun Dome of the Rock. Salah satu cirinya yang khas ialah tiang-tiangnya serta permadani di seluruh lantainya. Pada masa Perang Salib, masjid ini dipakai sebagai tempat kediaman raja-raja Yerusalem, lalu menjadi biara sebuah ordo yang mengurus Templum Domini, yaitu Dome of the Rock. Sesudah Saladin mengalahkan tentara Kristen, masjid ini berfungsi lagi sebagai tempat ibadah Islam. Masjid ini mengalami kerusakan berat pada tahun 1927 dan 1937 akibat gempa bumi. Renovasinya selesai dikerjakan pada tahun 1943. Pada tahun 1966 berhasil diadakan renovasi kubah. Pada tahun 1969 sebagian masjid ini rusak lagi akibat kebakaran yang antara lain menelan “Mimbar Saladin”. Dekorasi masjid ini serta jendelanya ditiru berdasarkan masjid As-Sakhra.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *