Gunung Suci
Di tengah-tengah dataran rendah, tanpa ditemani gunung yang lain, Gunung Tabor tampak sangat megah. Tingginya 588 m. Sambil memandang Gunung Tabor dan Gunung Hermon, pemazmur pernah berdoa, ‘Engkaulah yang menjadikan utara dan selatan, Gunung Tabor dan Hermon bersorak-sorai bagi-Mu’ (Mzm 89:13). Untuk sampai ke puncaknya, peziarah harus menempuh jalan yang berputar-putar dan agak menakutkan, sebab melewati tebing-tebing yang curam. Puncaknya berbentuk datar sepanjang 1200 m dan lebar 400 m. Hampir seluruh puncak itu dikelilingi dengan benteng yang didirikan pada abad XIII. Untuk sampai ke basilika yang terletak di puncaknya, harus dilewati Gapura Angin (Bab al-Hawa) dari zaman Perang Salib. Ternyata gunung ini dipandang suci sejak Palestina masih sepenuhnya dibawah kuasa orang-orang Kanaan. Di sinilah mereka menyembah dewa Baal, dewa tanah. Dalam Perjanjian Baru, nama gunung ini tidak disebut sama sekali. Namun sejak abad III, menurut tradisi Kristen, di gunung inilah Yesus berubah rupa sesudah Petrus mengakuinya sebagai Mesias. Kisahnya dapat dibaca dalam Injil Matius, Markus dan Lukas (bdk. Mrk 9:2-13). Menurut tradisi Kristen gunung ini pula dipandang sebagai tempat perutusan para pengikutnya ke segala bangsa. (Mat 28:16-20).
Basilika Perubahan Rupa
Di puncak gunung ini terletak Basilika Perubahan Rupa Yesus (Transfigurasi) serta biara Fransiskan (OFM). Tetapi pada abad III Masehi di gunung ini sudah ada tiga kapel yang dipersembahkan kepada Kristus, Musa dan Elia. Di zaman Perang Salib, ketiga kapel ini disatukan menjadi sebuah basilika yang indah. Tembok-tembok maupun bangunan kukuh yang berdiri sampai sekarang di puncak gunung ini, berasal dari abad XII-XIII. Tetapi basilika sekarang adalah hasil renovasi pada tahun 1919-1924 yang diadakan menurut rancangan arsitek Italia Barluzzi. Basilika ini dibangun menurut gaya Siro-Romana. Dua menara di sebelah menyebelah tempat sentral basilika, didirikan di atas Kapel Musa dan Elia dari zaman dulu. Sebab menurut cerita Injil, setelah menyaksikan Yesus ditemani oleh Musa dan Elia, Petrus mengajukan usul agar di tempat itu didirikan tiga kemah. Ruangan sentral basilika ditutup dengan sebuah kubah yang dihiasi mosaik emas. Mosaik itu menggambarkan peristiwa perubahan rupa, kedua nabi di samping Yesus serta ketiga rasul yang menyaksikannya, yaitu Petrus, Yakobus dan Yohanes. Mosaik ini adalah karya A. Villani. Di bagian bawah basilika terdapat sebuah kapel indah. Di belakang altar utamanya terdapat kaca artistik yang menggambarkan burung merak, lambang keabadian. Pada tembok kapel ini, dari kiri ke kanan, digambarkan empat perubahan lain Yesus, yaitu : kelahiran, Ekaristi, kematian dan kebangkitanNya. Di bawah kapel inilah ditemukan tanda-tanda penyembahan dewa Baal kuno. Di sebelah utara basilika ada Kapel Bunda Maria Tak Bernoda, sedangkan di sebelah selatannya – Kapel St. Fransiskus Assisi.
Tabor dan sekitarnya
Di sebelah utara basilika dapat disaksikan reruntuhan biara OSB (St. Benedictus). Di sebelah tenggara basilika terdapat sisa mosaik dari zaman Bizantium serta menara indah yang dulu dipakai oleh tentara Islam. Puncak Gunung Tabor terbagi dua dan dipisahkan dengan tembok. Bagian selatan adalah milik para Biarawan OFM, sedangkan bagian utaranya – milik gereja Ortodoks Yunani. Di tempat milik Ortodoks Yunani itu berdiri Gereja St. Elia yang telah dibangun di atas reruntuhan sebuah gereja dari zaman Perang Salib.. Pada tahun 1183, pasukan Saladin, karena tidak berhasil memasuki biara Katolik, memasuki biara Ortodoks serta merampasnya habis-habisan sambil membunuh banyak biarawan. Di sebelah barat gerejanya, para biarawan Ortodoks menunjukkan sebuah gua yang dulu konon didiami oleh Imam Melkisedek. Di kaki gunung ini terletak desa yang dalam kitab Yosua 19:12 disebut Dobrat dan kini bernama Dabburiya. Kiranya di desa inilah para rasul menunggu Yesus yang pergi ke puncak bersama tiga rasul pilihanNya. Sambil menunggu Yesus, para rasul itu diminta menyembuhkan seorang anak, tetapi mereka tidak berhasil (bdk. Mrk 9:14-29). Di pusat desa ini ditemukan reruntuhan gereja (22 m panjang dan 10 m lebar) yang dulu berdiri di sini untuk memperingati peristiwa tersebut. Tiga kilometer dari Gunung Tabor ke arah selatan, terletak desa Nain. Di situ Yesus membangkitkan putra seorang janda (Luk 7:11-17). Untuk mengenang peristiwa itu, di Nain berdiri sebuah gereja kecil.