Kota Haifa
Haifa terletak di Teluk Laut Tengah, di kaki gunung Karmel, di Galilea. Inilah ibukota wilayah utara Israel dan kota terbesar ketiga di negeri ini. Haifa tidak pernah disebut dalam Kitab Suci. Untuk pertama kali namanya ditemukan dalam Talmud dari abad III Masehi, dan kiranya merupakan gabungan dua kata Ibrani, yaitu Hof Yafe, yang searti dengan teluk indah. Daerah kota Haifa sejak dulu didiami oleh orang-orang Yunani yang bekerja sebagai pedagang dan sangat mempengaruhi kebudayaan penduduk Yahudi setempat. Di abad pertengahan, di bawah kuasa Arab, Haifa berperanan cukup penting, tetapi hancur sesudah datangnya para pejuang Perang Salib pada tahun 1100. Pada waktu para pejuang itu menyerang Haifa, mereka harus menghadapi kenyataan bahwa orang-orang Yahudi setempat bersatu dengan orang-orang Arab untuk melawan mereka. Pada tahun 1191 Haifa dihancurkan oleh Saladin, dan tidak punya arti hingga abad XVIII, ketika Emir Daher al-Omar mendirikan tembok tinggi sekeliling kota dan sebuah benteng di bukit di sebelah selatan kota.
Para penduduk dan ciri khas Haifa
Haifa sekarang berpenduduk sekitar 250 ribu orang, kebanyakan Yahudi, sedikit saja orang Katolik (dua ribu orang ritus Melkit dan seribu orang ritus Roma) dan Islam. Di kota ini berdiam uskup ritus Melkit (Yunani Katolik). Pelabuhan Haifa didirikan pada tahun 1936 dan peranannya sangat penting, sehingga dipandang sebagai pintu masuk Israel, pusat eksport dan import dan banyak Industri disana.
Pegunungan Karmel
Pegunungan Karmel terbentang dari barat laut ke arah tenggara sepanjang 25 km, lebar 6-8 km, tinggi 546 m; puncaknya terakhir di sebelah timur laut bernama Muhraqa. Kata Ibrani Kerem El yang menjadi Karmel berarti Kebun anggur Allah. Nma ini berkaitan dengan sangat suburnya daerah ini di zaman kuno (bdk. Kid 7:6; Yes 35:2)
Karmel sebelum lahirnya Yesus
Di salah satu puncak di sebelah selatan, sejak dulu ada sebuah kuil yang dikunjungi oleh para raja Israel yang menyembah berhala. Dalam Kitab Suci diceritakan bahwa di Gunung Karmel, Nabi Elia mengalahkan para imam Baal (bdk. 1 Raj 18:19-40), dan bahwa di situ tinggal pula Nabi Elisa pada waktu ia didatangi perempuan Sunem yang minta supaya Elisa membangkitkan putranya (2Raj 4:25). Orang-orang kafir pun mengakui ciri sakral Karmel. Vespasianus, sebelum mulai berperang melawan orang-orang Yahudi, di gunung ini mempersembahkan korban kepada Allah. Tacitus dan Suetonius menceritakan bahwa di sini diadakan ibadah bagi Allah yang tidak berpatung dan tidak berkuil.
Karmel di masa kemudian
Dengan datangnya agama Kristen yang sudah semasa para rasul berkembang dengan baik di pesisir, Karmel menarik banyak orang yang ingin berkontemplasi dan berdoa. Konon di sini berkembang hidup membiara (rahib maupun biara biasa) sejak dahulu kala. Inilah salah satu dampak karya Nabi Elia yang memuncak dalam didirikannya Ordo Karmel. Ordo ini didirikan oleh St. Brokardus yang dengan bantuan Albertus, uskup Yerusalem, menetapkan tata tertib bagi ordo baru itu. Ordo tersebut berkembang cepat, mula-mula di Palestina dan Siria, lalu di Eropa. Pada tahun 1291, biara di Karmel dihancurkan. Kebanyakan biarawan wafat sebagai martir. Sesudahnya, selama beberapa abad tidak ada biarawan di Karmel, sampai tahun 1634 ketika sekelompok biarawan dengan berani mulai tinggal di sebuah gua di sebelah laut. Selanjutnya para biarawan itu tetap saja menghadapi permusuhan, bahkan aniaya. Baru pada pertengahan kedua abad XVIII, di atas gua Elia didirikan sebuah biara besar. Tetapi biara itu pun tidak bertahan lama. Karena para biarawan membuka pintunya bagi para serdadu Napoleon yang terluka di Akka (tahun 1799), maka pasukan Turki, sesudah para serdadu Perancis muncul, langsung merampok para serdadu yang terluka serta para biarawan. Biara mulai didirikan kembali pada tahun 1827 dan selesai pada tahun 1836 berkat sumbangan umat Kristen seluruh Eropa. Biara Karmelit itu terletak di ketinggian 150 m, 3 km dari Haifa, dan mirip sebuah benteng.
Tempat-tempat Ziarah
Gereja Stella Maris terletak di pusat biara. Setelah masuk pintu gereja itu, peziarah langsung melihat altar dan patung indah Bunda Maria Karmel, karya Caraventa dari Genoa (1936). Di bawah panti altar ada sebuah gua yang menurut tradisi pernah didiami oleh Nabi Elia. Maka namanya Gua Elia. Di luar gereja, dalam sebuah piramida kecil, dikuburkan para serdadu Napoleon. Ada juga Hospicium Stella Maris ; di depannya, di atas sebua tiang batu, berdiri patung Bunda Maria Tak Bernoda, kado umat Chile. Paroki Katolik ini dipimpin oleh Ordo karmelit. Tetapi di haifa bekerja pula para biarawan OFM. Di lereng gunung Karmel dapat dikunjungi gua, tempat tinggal para biarawan Karmel yang datang ke situ pada tahun 1634. Gua ini merupakan tempat yang paling suci bagi orang-orang Yahudi di Haifa. Menurut tradisi, Nabi Elia bersembunyi di gua itu pada waktu ia melarikan diri dari kejaran raja Israel. Cukup banyak orang percaya bahwa berbagai gangguan saraf dapat disembuhkan dengan berada beberapa hari di dalam gua tersebut. Ada juga Kapel St. Simon Stock, karmelit Inggris terkenal yang hidup sebagai rahib di Karmel pada pertengahan abad XIII. Setelah kembali ke Inggris, St. Simon mendapatkan penglihatan Bunda Maria yang menyerahkan kepadanya sebuah Skapulir. Sejak itu skapulir menjadi salah satu ciri khas Ordo Karmel, dan bagi mereka yang memakainya, menjadi “tanda keselamatan, perlindungan dalam bahaya, menjadi kedamaian dan naungan kekal” dari pihak bunda Maria. Sedikit di bawah kapel St. Simon ada Sekolah Para Nabi, tempat Elia, lalu Elisa mengumpulkan para muridnya untuk memperkenalkan kepada mereka kebenaran ilahi. Gua dalam cadas ini panjangnya 14 m dan lebar 7 m. Pada dinding-dindingnya terdapat macam-macam tulisan dari berbagai zaman. Ini tanda, betapa rajinnya para peziarah mengunjungi Karmel sepanjang masa. Kini tempat ini diubah menjadi masjid, sebuah kaum Muslim pun sangat menghormati Elia. Dari sekolah para Nabi, peziarah dapat sampai ke Lembah Para Martir yang disebut demikian untuk menghormati para biarawan-martir abad XIII. Di situ berdiri biara perama yang didirikan oleh St. Brokardus. Sisa gereja itu ditemukan pada tahun 1960.
Sekte Bahai
Di Gunung Karmel terdapat sebuah kuil yang didirikan oleh sekte Bahai. Kuil beratapkan emas dalam gaya Partenon Yunani Kuno itu berdiri di perkebunan yang sangat indah dan merupakan pusat sekte tersebut. Pendiri Sekte Bahai adalah Nabi Baha Allah yang hidup dalam abad XIX di Persia. Tetapi pemerintahan Persia menganiaya para pengikutnya. Baha Allah (=kemuliaan Allah) sendiri konon menerima wahyu seperti Musa, Kristus dan Muhammad. Para pengikutnya memaklumkan kesamaan semua ras, mengupayakan perdamaian dan persatuan semua agama. Paling banyak penganut sekte ini hidup di USA. Kata bahai adalah kata Arab Persia dan searti dengan kemuliaan.
Al – Muhraqa
Salah satu puncak Pegunungan Karmel di sebelah selatan disebut oleh bangsa Arab Al-Muhraqa. Di situlah Elia menyuruh seluruh Israel dan 450 nabi dewa baal berkumpul, dan di situlah turun api dari surga yang memakan habis persembahan Elia (bdk. 1Raj 18:19-30). Di kaki gunung ini mengalir sungai Kisyon, saksi pembantaian semua nabi palsu oleh Elia (bdk. 1Raj 18:40). Kini tempat ini disebut Tel al-Kassis (=bukit Imam). Di tempat itu ada kapel Karmelit yang mengabadikan Nabi Elia, pembela iman benar melawan penyembahan berhala.