Di dekat Basilika Tertidurnya Bunda Maria terdapat Senakel, artinya Ruangan Perjamuan Terakhir. Tempat ini sangat dihormati oleh seluruh umat Kristen, sebab di situlah Yesus mengadakan Perjamuan Terakhir menjelang wafatNya sambil mengadakan sakramen ekaristi dan imamat. Di situ pula Yesus yang telah bangkit menampakkan dirinya kepada para rasulnya, dan di situlah Roh Kudus turun atas para rasul dan sejumlah anggota Gereja masa awal. Peristiwa Perjamuan Terakhir dapat dibaca dalam Injil Matius (26:17-25), Markus (14:12-21) dan Lukas (22:7-14, 21-23). Ruangan itu cukup besar dan terletak di bagian atas rumah. Inilah sebabnya rumah itu dari dulu disebut “Induk segala gereja”; rumah itu terdiri dari dua kapel, bawah dan atas. Di tempat itu pula menjelang Perjamuan Terakhir, Yesus membasuh kaki para rasulnya (Yoh 13:21-30). Menurut Kisah Para Rasul, di ruangan Senakel diadakan pemilihan rasul pengganti Yudas (Kis 1:15-26). Pada waktu itu Petrus untuk pertama kalinya tampil sebagai pemimpin Gereja. Senakel boleh dipandang sebagai tempat pertama ibadah umat Kristen. Misa diadakan di sini tanpa henti-hentinya sejak zaman para rasul sampai pertengahan abad XVI. Di sekitar tahun 135 masehi, di dekat Senakel telah didirikan sebuah bangunan yang kini disebut Makam Daud. Di tempat itu umat Kristen berkumpul dulu untuk mengadakan ibadah harian. Senakel dikhususkan untuk perayaan ekaristi saja. Pada abad IV, dekat Senakel didirikan sebuah basilika baru yang bernama Sion Suci. Di dalam basilika itu dihormati Tiang Penyesahan Yesus, relikui St. Stefanus, martir pertama yang ditemukan pada tahun 415; pada tgl. 25 Desember dirayakan peringatan Raja Daud serta St. Yakobus, uskup pertama Yerusalem. Basilika itu dihancurkan oleh tentara Persia pada tahun 614, lalu dibangun kembali, dan akhirnya dirubuhkan lagi oleh tentara Islam. Pada waktu para pejuang Perang Salib datang ke Yerusalem, basilika itu sudah hancur sama sekali. Yang luput dari kehancuran ialah “ruangan atas” saja. Lalu mulai dibangun basilika baru, indah dan besar. Pada tahun 1187, setelah Yerusalem dikalahkan oleh Saladin, Senakel diserahkan kepada tangan Siria. Para peziarah boleh mengunjunginya, sedangkan para imam Katolik boleh mempersembahkan misa di dalamnya. Tetapi basilika yang didirikan semasa Perang Salib, karena tidak terpelihara, hancur juga akhirnya. Pada abad XIV, pemeliharaan atas Senakel diserahkan kepada Ordo OFM. Sejak itu pimpinan OFM di Yerusalem bergelar “Guardian Bukit Sion”. Para biarawan OFM bertahan di sini selama seabad saja. Umat Muslim, berdasarkan tradisi Yahudi bahwa di tempat itu dimakamkan Nabi Daud, mendesak supaya tempat itu diserahkan kepada mereka. Padahal dapat dipastikan bahwa Daud tidak pernah dimakamkan di situ. Sejak tahun 1551 para biarawan OFM terpaksa meninggalkan tempat suci ini. Senakel diubah menjadi masjid untuk menghormati Nabi Daud. Orang-orang Kristen maupun Yahudi tidak boleh masuk ke dalamnya, dan larangan itu berlaku hingga tahun 1948. Namun sampai sekarang umat Katolik tidak pernah diizinkan merayakan misa di tempat ini. Bangunan yang dapat disaksikan sekarang masih mempertahankan susunan berlantai dua. Ruangan atas (15.30 m x 9.40 m) terbagi dua oleh tiga tiang. Inilah ruangan ekaristi pertama, ruangan diadakannya sakramen imamat Perjanjian Baru. Di sudut barat daya ruangan ini terlihat tangga yang mempersatukan kedua lantai. Di sebelah timur ruangan ini ada 8 anak tangga yang menuju ke kapel di mana Roh Kudus turun atas para rasul pada hari Pentakosta. Para pejuang Perang Salib secara simbolis menempatkan di sini sebuah makam untuk menghormati Raja Daud, tetapi mereka melakukannya karena sejak awal kekristenan raja itu diperingati di sini secara liturgis. Pada tahun 1928 di tembok sebelah selatan dibuat mihrab, tempat kiblat para pendoa beragama Islam. Ruangan bawah terbagi dua juga. Di bagian barat, dulu Yesus membasuh kaki para rasulnya, sedangkan di bagian timur Yesus menampakkan dirinya sesudah bangkit. Walaupun orang-orang Yahudi tahu bahwa tempat ini tidak mungkin pernah dipakai sebagai makam Raja Daud (ia pasti dikuburkan di sebelah selatan Bukit Ofel), mereka menghiasi tempat ini dengan panji-panji keagamaan mereka dan menjadikannya tempat kultus nasional. Makam Daud dibuat dari batu, diselubungi dengan kain khusus berwarna merah dengan motif “bintang Daud” dan dilengkapi dengan beberapa mahkota perak yang dulu dipakai pada pucuk Penutup Gulungan Taurat. Semua hiasan ini dibawa ke sini dari berbagai sinagoga yang dihancurkan oleh Nazi. Orang-orang Yahudi berdoa di sini sepanjang tahun, khususnya pada hari raya Shevat, hari kematian Daud.