HomeCategory

Luar Kota Suci Yerusalem

xr:d:DAFM08X6JEc:1297,j:7470760395958644927,t:24010507
Jericho_cityscape_from_wall_ruins

Yerikho atau Ariha adalah sebuah kota yang terletak Tepi Barat, Kegubernuran Yerikho, di dekat Sungai Yordan. Saat ini Yerikho memiliki populasi sebesar 25.000 orang Palestina dan Israel. Wali kota kota ini adalah Hassan Saleh, seorang mantan pengacara.

Banias_Spring_Cliff_Pan's_Cave

Banias atau Banyas adalah sebuah situs di Dataran Tinggi Golan dekat mata air alami, yang pernah dikaitkan dengan dewa Yunani Pan. Tempat ini telah dihuni selama 2.000 tahun, hingga ditinggalkan dan dihancurkan setelah Perang Enam Hari.

2021-06-22-Beth-Shean-Marc-Turnage
Beit_Shean_Cover copy
Beth Sean

Beth Shean adalah sebuah kota yang terletak di Distrik Utara, Israel yang memainkan peranan sejarah yang teramat penting berdasarkan lokasi geografisnya yang terletak di persimpangan dari lembah Sungai Yordan dan lembah Jezreel.

Betlehem Dalam

Betlehem, juga disebut Baitullahmi atau Baitullaham adalah sebuah kota di Tepi Barat, Palestina. Kota ini berpenduduk sekitar 29.019 jiwa pada 2005. Kota ini memiliki arti penting bagi umat Kristen karena dipercayai sebagai tempat kelahiran Yesus dari Nazaret.

Ein Kerem adalah desa tepi bukit yang menawan dan terkenal dengan situs suci-nya yang berusia berabad-abad. Ini termasuk Church of St. John the Baptist, berisi gua yang disebut sebagai tempat lahir santo, dan Mary’s Spring, tempat yang dipercaya sebagai tempat Perawan Maria minum. Galeri dan toko yang menjual ubin dengan lukisan tangan dan perhiasan memenuhi jalan sempit desa, plus kafe unik dan restoran mediterania yang trendi.

Ein Karem1
Ein Karem

Ein Kerem adalah desa tepi bukit yang menawan dan terkenal dengan situs suci-nya yang berusia berabad-abad. Ini termasuk Church of St. John the Baptist, berisi gua yang disebut sebagai tempat lahir santo, dan Mary’s Spring, tempat yang dipercaya sebagai tempat Perawan Maria minum. Galeri dan toko yang menjual ubin dengan lukisan tangan dan perhiasan memenuhi jalan sempit desa, plus kafe unik dan restoran mediterania yang trendi.

Gunung Tabor

Gunung Tabor terletak di bagian selatan Galilea, di batas sebelah timur lembah Yizreel, 11 mil sebelah barat Danau Galilea, di Palestina. Merupakan lokasi perang antara Barak dan tentara raja Yabin, yang dipimpin oleh panglimannya, Sisera selama masa pemerintahan hakim Debora pada pertengahan abad ke-14 SM

88eaee84-city-14964-16939dad2fb
e2
Kota Haifa

Haifa terletak di Teluk Laut Tengah, di kaki gunung Karmel, di Galilea. Inilah ibukota wilayah utara Israel dan kota terbesar ketiga di negeri ini. Haifa tidak pernah disebut dalam Kitab Suci. Untuk pertama kali namanya ditemukan dalam Talmud dari abad III Masehi, dan kiranya merupakan gabungan dua kata Ibrani, yaitu Hof Yafe, yang searti dengan teluk indah. Daerah kota Haifa sejak dulu didiami oleh orang-orang Yunani yang bekerja sebagai pedagang dan sangat mempengaruhi kebudayaan penduduk Yahudi setempat. Di abad pertengahan, di bawah kuasa Arab, Haifa berperanan cukup penting, tetapi hancur sesudah datangnya para pejuang Perang Salib pada tahun 1100. Pada waktu para pejuang itu menyerang Haifa, mereka harus menghadapi kenyataan bahwa orang-orang Yahudi setempat bersatu dengan orang-orang Arab untuk melawan mereka. Pada tahun 1191 Haifa dihancurkan oleh Saladin, dan tidak punya arti hingga abad XVIII, ketika Emir Daher al-Omar mendirikan tembok tinggi sekeliling kota dan sebuah benteng di bukit di sebelah selatan kota.

Para penduduk dan ciri khas Haifa

Haifa sekarang berpenduduk sekitar 250 ribu orang, kebanyakan Yahudi, sedikit saja orang Katolik (dua ribu orang ritus Melkit dan seribu orang ritus Roma) dan Islam. Di kota ini berdiam uskup ritus Melkit (Yunani Katolik). Pelabuhan Haifa didirikan pada tahun 1936 dan peranannya sangat penting, sehingga dipandang sebagai pintu masuk Israel, pusat eksport dan import dan banyak Industri disana.

Pegunungan Karmel

Pegunungan Karmel terbentang dari barat laut ke arah tenggara sepanjang 25 km, lebar 6-8 km, tinggi 546 m; puncaknya terakhir di sebelah timur laut bernama Muhraqa. Kata Ibrani Kerem El yang menjadi Karmel berarti Kebun anggur Allah. Nma ini berkaitan dengan sangat suburnya daerah ini di zaman kuno (bdk. Kid 7:6; Yes 35:2)

Karmel sebelum lahirnya Yesus

Di salah satu puncak di sebelah selatan, sejak dulu ada sebuah kuil yang dikunjungi oleh para raja Israel yang menyembah berhala. Dalam Kitab Suci diceritakan bahwa di Gunung Karmel, Nabi Elia mengalahkan para imam Baal (bdk. 1 Raj 18:19-40), dan bahwa di situ tinggal pula Nabi Elisa pada waktu ia didatangi perempuan Sunem yang minta supaya Elisa membangkitkan putranya (2Raj 4:25). Orang-orang kafir pun mengakui ciri sakral Karmel. Vespasianus, sebelum mulai berperang melawan orang-orang Yahudi, di gunung ini mempersembahkan korban kepada Allah. Tacitus dan Suetonius menceritakan bahwa di sini diadakan ibadah bagi Allah yang tidak berpatung dan tidak berkuil.

Karmel di masa kemudian

Dengan datangnya agama Kristen yang sudah semasa para rasul berkembang dengan baik di pesisir, Karmel menarik banyak orang yang ingin berkontemplasi dan berdoa. Konon di sini berkembang hidup membiara (rahib maupun biara biasa) sejak dahulu kala. Inilah salah satu dampak karya Nabi Elia yang memuncak dalam didirikannya Ordo Karmel. Ordo ini didirikan oleh St. Brokardus yang dengan bantuan Albertus, uskup Yerusalem, menetapkan tata tertib bagi ordo baru itu. Ordo tersebut berkembang cepat, mula-mula di Palestina dan Siria, lalu di Eropa. Pada tahun 1291, biara di Karmel dihancurkan. Kebanyakan biarawan wafat sebagai martir. Sesudahnya, selama beberapa abad tidak ada biarawan di Karmel, sampai tahun 1634 ketika sekelompok biarawan dengan berani mulai tinggal di sebuah gua di sebelah laut. Selanjutnya para biarawan itu tetap saja menghadapi permusuhan, bahkan aniaya. Baru pada pertengahan kedua abad XVIII, di atas gua Elia didirikan sebuah biara besar. Tetapi biara itu pun tidak bertahan lama. Karena para biarawan membuka pintunya bagi para serdadu Napoleon yang terluka di Akka (tahun 1799), maka pasukan Turki, sesudah para serdadu Perancis muncul, langsung merampok para serdadu yang terluka serta para biarawan. Biara mulai didirikan kembali pada tahun 1827 dan selesai pada tahun 1836 berkat sumbangan umat Kristen seluruh Eropa. Biara Karmelit itu terletak di ketinggian 150 m, 3 km dari Haifa, dan mirip sebuah benteng.

Tempat-tempat Ziarah

Gereja Stella Maris terletak di pusat biara. Setelah masuk pintu gereja itu, peziarah langsung melihat altar dan patung indah Bunda Maria Karmel, karya Caraventa dari Genoa (1936). Di bawah panti altar ada sebuah gua yang menurut tradisi pernah didiami oleh Nabi Elia. Maka namanya Gua Elia. Di luar gereja, dalam sebuah piramida kecil, dikuburkan para serdadu Napoleon. Ada juga Hospicium Stella Maris ; di depannya, di atas sebua tiang batu, berdiri patung Bunda Maria Tak Bernoda, kado umat Chile. Paroki Katolik ini dipimpin oleh Ordo karmelit. Tetapi di haifa bekerja pula para biarawan OFM. Di lereng gunung Karmel dapat dikunjungi gua, tempat tinggal para biarawan Karmel yang datang ke situ pada tahun 1634. Gua ini merupakan tempat yang paling suci bagi orang-orang Yahudi di Haifa. Menurut tradisi, Nabi Elia bersembunyi di gua itu pada waktu ia melarikan diri dari kejaran raja Israel. Cukup banyak orang percaya bahwa berbagai gangguan saraf dapat disembuhkan dengan berada beberapa hari di dalam gua tersebut. Ada juga Kapel St. Simon Stock, karmelit Inggris terkenal yang hidup sebagai rahib di Karmel pada pertengahan abad XIII. Setelah kembali ke Inggris, St. Simon mendapatkan penglihatan Bunda Maria yang menyerahkan kepadanya sebuah Skapulir. Sejak itu skapulir menjadi salah satu ciri khas Ordo Karmel, dan bagi mereka yang memakainya, menjadi “tanda keselamatan, perlindungan dalam bahaya, menjadi kedamaian dan naungan kekal” dari pihak bunda Maria. Sedikit di bawah kapel St. Simon ada Sekolah Para Nabi, tempat Elia, lalu Elisa mengumpulkan para muridnya untuk memperkenalkan kepada mereka kebenaran ilahi. Gua dalam cadas ini panjangnya 14 m dan lebar 7 m. Pada dinding-dindingnya terdapat  macam-macam tulisan dari berbagai zaman. Ini tanda, betapa rajinnya para peziarah mengunjungi Karmel sepanjang masa. Kini tempat ini diubah menjadi masjid, sebuah kaum Muslim pun sangat menghormati Elia. Dari sekolah para Nabi, peziarah dapat sampai ke Lembah Para Martir yang disebut demikian untuk menghormati para biarawan-martir abad XIII. Di situ berdiri biara perama yang didirikan oleh St. Brokardus. Sisa gereja itu ditemukan pada tahun 1960.

Sekte Bahai

Di Gunung Karmel terdapat sebuah kuil yang didirikan oleh sekte Bahai. Kuil beratapkan emas dalam gaya Partenon Yunani Kuno itu berdiri di perkebunan yang sangat indah dan merupakan pusat sekte tersebut. Pendiri Sekte Bahai adalah Nabi Baha Allah yang hidup dalam abad XIX di Persia. Tetapi pemerintahan Persia menganiaya para pengikutnya. Baha Allah (=kemuliaan Allah) sendiri konon menerima wahyu seperti Musa, Kristus dan Muhammad. Para pengikutnya memaklumkan kesamaan semua ras, mengupayakan perdamaian dan persatuan semua agama. Paling banyak penganut sekte ini hidup di USA. Kata bahai adalah kata Arab Persia dan searti dengan kemuliaan.

Al – Muhraqa 

Salah satu puncak Pegunungan Karmel di sebelah selatan disebut oleh bangsa Arab Al-Muhraqa. Di situlah Elia menyuruh seluruh Israel dan 450 nabi dewa baal berkumpul, dan di situlah turun api dari surga yang memakan habis persembahan Elia (bdk. 1Raj 18:19-30). Di kaki gunung ini mengalir sungai Kisyon, saksi pembantaian semua nabi palsu oleh Elia (bdk. 1Raj 18:40). Kini tempat ini disebut Tel al-Kassis (=bukit Imam). Di tempat itu ada kapel Karmelit yang mengabadikan Nabi Elia, pembela iman benar melawan penyembahan berhala.

1200px-Caesarea_maritima_(DerHexer)_2011-08-02_098
Kaisarea sebelum Masehi

Kota Kaisarea terletak di pinggir Laut Tengah, 55 km dari Tel Aviv ke arah utara. Mula-mula ini sebuah kota Fenisia yang bernama Menara Strato. Antara tahun 12-9 sebelum masehi, Raja Herodes Agung menjadikannya pelabuhan dan mendirikan kota indah yang diberinya nama Caesarea untuk menghormati Kaisar Agustus. Karena letaknya strategis dan penduduknya kaya, pelabuhan itu segera menarik perhatian para wali negeri dari Roma, termasuk Pontius Pilatus, yang bertempat tinggal di situ sambil mengawasi bangsa jajahannya. Di Kaisarea ada sebuah garnisun pasukan Romawi. Sampai sekarang tampaklah reruntuhan tembok-tembok yang didirikan oleh Herodes Agung, sisa pelabuhan, amfiteater dan hippodron yang menunjukkan betapa hebatnya ibukota ini semasa penjajahan Romawi di Palestina. Kaisarea menjadi ibukota pemerintahan Roma selama kurang lebih 500 tahun.

Kaisarea sesudah kelahiran Yesus

Di kota Kaisarea Injil diberitakan oleh Diakon Filipus (Kis 8:40) dan ke kota ini pula datang Rasul Petrus yang dipanggil oleh Kornelius untuk memberitakan Injil di dalam rumahnya (Kis 10:24;11:11). Pada tahun 69, di kota ini Vespasianus dimaklumkan sebagai Kaisar, lalu kota ini dinamakan Colonia Prima Flavia Augusta Caesarea. Pada tahun 195, di kota ini diadakan sinode gerejawi yang memutuskan bahwa hari raya Paskah harus dirayakan pada hari Minggu. Origenes (185-254) dan St. Aleksander menerima di sini tahbisan imamat, sedangkan Eusebius (260-340), sejarahwan pertama Gereja, dipilih di kota ini menjadi uskup. Pada tahun 640, kota ini diduduki oleh bangsa Arab, sedangkan pada tahun 1102 oleh para serdadu Perang Salib. St. Ludovikus IX, raja Perancis, menjadikan kota ini sebuah benteng yang akhirnya dihancurkan oleh tentara Islam pada tahun 1291. Pada tahun 1959-1964 di sini ditemukan prasasti dengan nama Pontius Pilatus (26-36) dan banyak peninggalan berharga lainnya. Pada prasasti itu tertulis :

[Dis Augusti]s Tiberieum Bagi Augustus Tiberius
[Po]ntius Pilatus Pontius Pilatus
[Prae]fectus Juda[ea]e Prefekt Yudea
[fecit d]e[dicavit] mendirikan dan mempersembahkan

Rasul Paulus melewati pelabuhan Kaisarea berkali-kali dalam perjalanan-perjalanan misionernya (Kis 9:30;18:22;21:8) dan ditahan di sini selama 2 tahun (58-60). Akhirnya ia naik banding ke Roma (Kis 23:23;25:4,13-14).

Kana Galilea

Kana masa kini berpenduduk sekitar 7 ribu orang saja dan dikenal dengan nama Kefar Kana. Dua pertiga penduduknya beragama Kristen (Katolik Roma, Melkit dan Ortodoks Yunani), sedangkan sisanya beragama Islam. Para biarawan OFM mulai tinggal di Kana pada tahun 1641, tetapi tempat yang mereka miliki sekarang, baru mereka beli pada tahun 1906.

Tempat Mukjizat pertama Yesus

Kana dikenal dari kisah yang dapat dibaca di dalam Injil Yohanes 2 : 1-11. Pada waktu pesta pernikahan, Yesus mengubah air menjadi anggur. Ada 3 tempat di Galilea yang sama-sama mau diakui sebagai tempat terjadinya mukjizat pertama Yesus itu (salah satunya terletak di Libanon Selatan). Di Kana sendiri ada dua gereja, yang satu Katolik dan yang lain Ortodoks. Banyak pasangan dari seluruh dunia datang ke sini untuk saling menerimakan sakramen pernikahan. Gereja Katolik milik para biarawan OFM didirikan di atas reruntuhan sebuah gereja Kuno dari abad IV. Ditemukan sebuah mosaik yang berasal dari abad itu. Waktu gereja dibangun, bahan yang masih tersisa dari zaman dulu, dimanfaatkan semaksimal mungkin. Gereja itu dibuka secara resmi pada tahun 1906. Di dalam gereja ini, di ruangan bawah, dapat dilihat tempayan yang bentuknya mirip dengan tempayan semasa kehidupan Yesus . Dinding gereja dihiasi dengan lukisan-lukisan : Yesus menghadiri pernikahan di Kana ; Pernikahan di Taman Firdaus; Pernikahan Tobit dan Sara. Gereja Ortodoks Yunani tidak jauh letaknya dari gereja Katolik dan konon didirikan di atas tempat pernikahan dulu itu berlangsung

Gereja St. Bartolomeus

Di Kana dapat dikunjungi pula gereja Katolik lain yang didirikan untuk menghormati St. Bartolomeus, yang disamakan dengan Natanael. Murid Yesus ini disebut dalam injil Yohanes : 1 47-49. Gereja ini pun milik biarawan OFM.

Anggur Kana

Tidak jauh dari gereja utama, di toko-toko souvenir dapat dibeli Anggur Kana putih maupun merah yang enak rasanya. Anggur ini diproduksi oleh para biarawan Trapis di Latrun, dekat Yerusalem.