Semana Santa

PROSESI SEMANA SANTA

Prosesi Jumat Agung atau yang lebih dikenal dengan Semana Santa di Pulau Flores adalah momen spiritual yang selalu di lakukan oleh masyarakat Katolik di Larantuka, Flores Timur. Prosesi ini pertama kali dilakukan oleh Bangsa Portugis pada masa pendudukan mereka di Pulau Flores. Perjalanan ziarah ini diperuntukan bagi mereka yang ingin merayakan Jumat Agung dengan para peziarah lainnya dari berbagai daerah baik dari Flores sendiri maupun dari berbagai penjuru di Indon

Korean Tour & Pilgrimage

MENGENAL SANTO ANDREAS KIM TAEGON DARI KOREA

Andreas Kim Taegon adalah imam Katolik keturunan Korea pertama, yang terlahir dari tengah keluarga yang terpandang di masyarakat saat itu. Orang tua dari Kim Taegon berubah memeluk agama Katolik dan ayahnya kemudian dihukum mati karena menjadi Kristiani (suatu tindakan terlarang saat itu di Korea yang sangat kental Konfusianisme-nya). Kim Taegon belajar di sebuah seminari di Makau selama 6 tahun dan kemudian ditahbiskan menjadi seorang imam di Shanghai. Setelah itu Ia kembali ke Korea untuk berkhotbah dan menyebarkan Injil. Selama masa Dinasti Joseon, agama Kristeni ditindas keras dan banyak umat Kristiani yang disiksa dan dibunuh. Umat Katolik harus secara tertutup mempraktikkan iman mereka. Kim Taegon adalah salah satu dari beberapa ribu umat Kristiani yang dihukum mati pada masa ini. Pada tahun 1846, dalam usia 25 tahun, ia disiksa dan dihukum pancung. Kata-kata tera- khirnya adalah: “ini adalah waktu terakhir dari hidupku, dengarkan aku baik-baik: bila aku pernah berkomunikasi dengan orang asing, maka hal ini terjadi untuk agama dan Tuhan-ku. Adalah untuk-Nya aku ini mati. Kehidupan abadiku baru mulai. Jadilah orang Kristiani bila engkau berharap untuk bahagia setelah meninggal dunia, karena Tuhan memiliki hukuman abadi bagi mereka yang menolak untuk mengenal-Nya.”Pada tanggal 6 Mei 1984 Paus Yohanes Paulus II dalam perjalanannya ke Korea melakukan proses Kanonisasi Andreas Kim Taegon bersama dengan 102 Martir Korea lainnya, termasuk Paul Chong Hasang. Hari Raya ereka semua diperingati dalam kalendar gereja setiap tanggal 20 September.

Jepang

26 Martir Jepang

26 Martir Nagasaki adalah 26 martir yang tewas pada tahun 1597 dan dikanonisasi pada tahun 1862 oleh Paus Pius IX. Pada tanggal 5 Februari 1597, ada duapuluh enam orang yang dihukum mati di luar kota Nagasaki karena mempertahankan iman mereka kepada Kristus. Dengan diikat, mereka berjalan berbaris dan menjadi tontonan bagi masyarakat yang menyaksikannya. Sepanjang perjalanan, para saksi-saksi Kristus ini terus memuji Tuhan. Dari atas salib salh satu dari antara mereka yaitu Santo Paulus Miki terus berkotbah dengan gagah berani untuk memberi semangat bagi umat kristiani untuk tetap setia pada iman mereka.

Bunda Kita dari Akita

Tahun 1973, Sr. Agnes menerima penampakan Bunda Maria, stigmata, dan patung Maria menangis, dalam 101 kali kesempatan selama beberapa tahun. Patung tersebut juga pernah mengeluarkan keringat dan mengeluarkan bau yang harum dan mengeluarkan darah di bagian telapak tangan kanannya. Kejadian- kejadian ini disaksikan oleh ratusan orang, dan kemudian diteliti dan diverifikasi oleh Prof. Sagisaka dari Universitas Akita, yang mengkonfirmasikan bahwa yang diamatinya itu sungguh adalah darah, air mata dan keringat manusia. Selanjutnya terjadi beberapa mujizat yang terjadi sehubungan dengan klaim tersebut, yaitu mujizat seorang wanita Korea yang disembuhkan dari kanker otak stadium lanjut. Mujizat ini dikonfirmasi Dr. Tong Woo Kim dari St. Paul Hospital, dan Fr. Theisen, Ketua Tribunal Gereja di Keuskupan Agung Seoul. Mujizat kedua adalah kesembuhan Sr. Agnes sendiri dari tuna rungu yang telah dideritanya selama puluhan tahun. setiap orang akan dihargai karena martabatnya sebagai anak Tuhan, dan dapat berjalan dalam kebebasan sebagai anak menuju kepada Bapa di Surga, yang penuh dengan belas kasih.”

Fenomena patung Bunda Maria menangis di Akita dan juga penampakan Bunda Maria kepada Sr. Agnes Sasagawa di Akita, Jepang (1973) ini, dinyatakan oleh Vatikan sebagai 'worthy of belief' (dapat dipercaya) melalui pernyataan Joseph Cardinal Ratzinger (Juni 1988), selaku Prefect, Congregation for the Doctrine of the Faith.

Korea

MENGENAL SANTO ANDREAS KIM TAEGON DARI KOREA

Andreas Kim Taegon adalah imam Katolik keturunan Korea pertama, yang terlahir dari tengah keluarga yang terpandang di masyarakat saat itu. Orang tua dari Kim Taegon berubah memeluk agama Katolik dan ayahnya kemudian dihukum mati karena menjadi Kristiani (suatu tindakan terlarang saat itu di Korea yang sangat kental Konfusianisme-nya). Kim Taegon belajar di sebuah seminari di Makau selama 6 tahun dan kemudian ditahbiskan menjadi seorang imam di Shanghai. Setelah itu Ia kembali ke Korea untuk berkhotbah dan menyebarkan Injil. Selama masa Dinasti Joseon, agama Kristeni ditindas keras dan banyak umat Kristiani yang disiksa dan dibunuh. Umat Katolik harus secara tertutup mempraktikkan iman mereka. Kim Taegon adalah salah satu dari beberapa ribu umat Kristiani yang dihukum mati pada masa ini. Pada tahun 1846, dalam usia 25 tahun, ia disiksa dan dihukum pancung. Kata-kata tera- khirnya adalah: “ini adalah waktu terakhir dari hidupku, dengarkan aku baik-baik: bila aku pernah berkomunikasi dengan orang asing, maka hal ini terjadi untuk agama dan Tuhan-ku. Adalah untuk-Nya aku ini mati. Kehidupan abadiku baru mulai. Jadilah orang Kristiani bila engkau berharap untuk bahagia setelah meninggal dunia, karena Tuhan memiliki hukuman abadi bagi mereka yang menolak untuk mengenal-Nya.”Pada tanggal 6 Mei 1984 Paus Yohanes Paulus II dalam perjalanannya ke Korea melakukan proses Kanonisasi Andreas Kim Taegon bersama dengan 102 Martir Korea lainnya, termasuk Paul Chong Hasang. Hari Raya ereka semua diperingati dalam kalendar gereja setiap tanggal 20 September.