Kota Pontianak (Jawi: كوتا ڤونتيانق, Hanzi: 坤甸, Hakka: Khuntîen) adalah ibu kota yang sekaligus menjadi pusat pemerintahan dan perekonomian dari provinsi Kalimantan Barat, Indonesia. Kota ini didirikan pertama kali sebagai pelabuhan perdagangan di Pulau Kalimantan, menempati area seluas 118,31 km² di delta Sungai Kapuas yang menjadi titik temu dengan anak sungai utamanya, Sungai Landak. Perlintasan dua sungai tersebut diabadikan menjadi lambang Kota Pontianak. Selain karena sungainya, Pontianak juga dikenal luas sebagai Kota Khatulistiwa karena letaknya yang berada di garis ekuator/khatulistiwa. Adapun pusat kota berada kurang dari 3 km selatan khatulistiwa.
Vietnam, dengan nama resmi Republik Sosialis Vietnam, adalah sebuah negara di Asia Tenggara Daratan. Vietnam berbatasan dengan Tiongkok di sebelah utara, Laos di barat laut, Kamboja di barat daya, dan dengan Laut Tiongkok Selatan di timur. Di Vietnam, Laut Tiongkok Selatan disebut Laut Timur.
Andreas Kim Taegon adalah imam Katolik keturunan Korea pertama, yang terlahir dari tengah keluarga yang terpandang di masyarakat saat itu. Orang tua dari Kim Taegon berubah memeluk agama Katolik dan ayahnya kemudian dihukum mati karena menjadi Kristiani (suatu tindakan terlarang saat itu di Korea yang sangat kental Konfusianisme-nya). Kim Taegon belajar di sebuah seminari di Makau selama 6 tahun dan kemudian ditahbiskan menjadi seorang imam di Shanghai. Setelah itu Ia kembali ke Korea untuk berkhotbah dan menyebarkan Injil. Selama masa Dinasti Joseon, agama Kristeni ditindas keras dan banyak umat Kristiani yang disiksa dan dibunuh. Umat Katolik harus secara tertutup mempraktikkan iman mereka. Kim Taegon adalah salah satu dari beberapa ribu umat Kristiani yang dihukum mati pada masa ini. Pada tahun 1846, dalam usia 25 tahun, ia disiksa dan dihukum pancung. Kata-kata tera- khirnya adalah: “ini adalah waktu terakhir dari hidupku, dengarkan aku baik-baik: bila aku pernah berkomunikasi dengan orang asing, maka hal ini terjadi untuk agama dan Tuhan-ku. Adalah untuk-Nya aku ini mati. Kehidupan abadiku baru mulai. Jadilah orang Kristiani bila engkau berharap untuk bahagia setelah meninggal dunia, karena Tuhan memiliki hukuman abadi bagi mereka yang menolak untuk mengenal-Nya.”Pada tanggal 6 Mei 1984 Paus Yohanes Paulus II dalam perjalanannya ke Korea melakukan proses Kanonisasi Andreas Kim Taegon bersama dengan 102 Martir Korea lainnya, termasuk Paul Chong Hasang. Hari Raya ereka semua diperingati dalam kalendar gereja setiap tanggal 20 September.
Andreas Kim Taegon adalah imam Katolik keturunan Korea pertama, yang terlahir dari tengah keluarga yang terpandang di masyarakat saat itu. Orang tua dari Kim Taegon berubah memeluk agama Katolik dan ayahnya kemudian dihukum mati karena menjadi Kristiani (suatu tindakan terlarang saat itu di Korea yang sangat kental Konfusianisme-nya). Kim Taegon belajar di sebuah seminari di Makau selama 6 tahun dan kemudian ditahbiskan menjadi seorang imam di Shanghai. Setelah itu Ia kembali ke Korea untuk berkhotbah dan menyebarkan Injil. Selama masa Dinasti Joseon, agama Kristeni ditindas keras dan banyak umat Kristiani yang disiksa dan dibunuh. Umat Katolik harus secara tertutup mempraktikkan iman mereka. Kim Taegon adalah salah satu dari beberapa ribu umat Kristiani yang dihukum mati pada masa ini. Pada tahun 1846, dalam usia 25 tahun, ia disiksa dan dihukum pancung. Kata-kata tera- khirnya adalah: “ini adalah waktu terakhir dari hidupku, dengarkan aku baik-baik: bila aku pernah berkomunikasi dengan orang asing, maka hal ini terjadi untuk agama dan Tuhan-ku. Adalah untuk-Nya aku ini mati. Kehidupan abadiku baru mulai. Jadilah orang Kristiani bila engkau berharap untuk bahagia setelah meninggal dunia, karena Tuhan memiliki hukuman abadi bagi mereka yang menolak untuk mengenal-Nya.”Pada tanggal 6 Mei 1984 Paus Yohanes Paulus II dalam perjalanannya ke Korea melakukan proses Kanonisasi Andreas Kim Taegon bersama dengan 102 Martir Korea lainnya, termasuk Paul Chong Hasang. Hari Raya ereka semua diperingati dalam kalendar gereja setiap tanggal 20 September.
Bhutan adalah sebuah negara kecil dengan keindahan alamnya yang terletak di pegunungan Himalaya, sering kali dikenal dengan julukan “Kerajaan Langit” atau “Negeri Gembira”. Negara ini memiliki sejarah dan budaya yang kaya, serta keunikan dalam pendekatan terhadap rakyatnya dalam hal kebahagiaan nasional. Hal yang paling menarik tentang Bhutan adalah konsep Gross National Happiness (GNH) atau Kebahagiaan Nasional Bruto. Pemerintah Bhutan percaya bahwa kesejahteraan masyarakat tidak hanya diukur dari segi ekonomi, tetapi juga dari faktor-faktor seperti kesehatan, pendidikan, kelestarian lingkungan, dan kebahagiaan spiritual. Ini Membuat Bhutan menjadi satu-satunya negara di dunia yang mengukur kebahagiaan nasional secara resmi. Dengan pendekatan unik terhadap kebahagiaan nasional, keindahan alam yang memukau, dan komitmennya terhadap kelestarian lingkungan, Bhutan tetap menjadi negara yang menarik dan inspiratif bagi banyak orang di seluruh dunia.
Eksposisi sepuluh tahunan jenazah Santo Fransiskus Xaverius di Goa, India adalah tradisi religius yang menarik perhatian puluhan ribu umat Katolik dari seluruh dunia. Santo Fransiskus Xaverius (1506-1552) adalah seorang misionaris Katolik Spanyol dan salah satu pendiri Ordo Yesuit. Ia terkenal karena karyanya dalam menyebarkan agama Katolik di Asia, termasuk India, Jepang, dan Kepulauan Maluku. Fransiskus Xaverius meninggal di Pulau Sancian di dekat pantai Tiongkok pada tahun 1552. Tubuhnya kemudian dipindahkan ke Goa, India, di mana ia dimakamkan di Basilika Bom Jesus. Salah satu keajaiban yang dikaitkan dengan Santo Fransiskus Xaverius adalah kondisi jenazahnya yang masih utuh setelah berabad-abad. Setiap sepuluh tahun sekali, jenazah Santo Fransiskus Xaverius dikeluarkan dari makamnya untuk diperlihatkan kepada umum. Tradisi ini dimulai sejak abad ke-17. Tubuh Santo Fransiskus Xaverius ditempatkan dalam peti kaca agar para peziarah dapat melihatnya.
26 Martir Jepang
26 Martir Nagasaki adalah 26 martir yang tewas pada tahun 1597 dan dikanonisasi pada tahun 1862 oleh Paus Pius IX. Pada tanggal 5 Februari 1597, ada duapuluh enam orang yang dihukum mati di luar kota Nagasaki karena mempertahankan iman mereka kepada Kristus. Dengan diikat, mereka berjalan berbaris dan menjadi tontonan bagi masyarakat yang menyaksikannya. Sepanjang perjalanan, para saksi-saksi Kristus ini terus memuji Tuhan. Dari atas salib salh satu dari antara mereka yaitu Santo Paulus Miki terus berkotbah dengan gagah berani untuk memberi semangat bagi umat kristiani untuk tetap setia pada iman mereka.
Bunda Kita dari Akita
Tahun 1973, Sr. Agnes menerima penampakan Bunda Maria, stigmata, dan patung Maria menangis, dalam 101 kali kesempatan selama beberapa tahun. Patung tersebut juga pernah mengeluarkan keringat dan mengeluarkan bau yang harum dan mengeluarkan darah di bagian telapak tangan kanannya. Kejadian- kejadian ini disaksikan oleh ratusan orang, dan kemudian diteliti dan diverifikasi oleh Prof. Sagisaka dari Universitas Akita, yang mengkonfirmasikan bahwa yang diamatinya itu sungguh adalah darah, air mata dan keringat manusia. Selanjutnya terjadi beberapa mujizat yang terjadi sehubungan dengan klaim tersebut, yaitu mujizat seorang wanita Korea yang disembuhkan dari kanker otak stadium lanjut. Mujizat ini dikonfirmasi Dr. Tong Woo Kim dari St. Paul Hospital, dan Fr. Theisen, Ketua Tribunal Gereja di Keuskupan Agung Seoul. Mujizat kedua adalah kesembuhan Sr. Agnes sendiri dari tuna rungu yang telah dideritanya selama puluhan tahun. setiap orang akan dihargai karena martabatnya sebagai anak Tuhan, dan dapat berjalan dalam kebebasan sebagai anak menuju kepada Bapa di Surga, yang penuh dengan belas kasih.”
Fenomena patung Bunda Maria menangis di Akita dan juga penampakan Bunda Maria kepada Sr. Agnes Sasagawa di Akita, Jepang (1973) ini, dinyatakan oleh Vatikan sebagai 'worthy of belief' (dapat dipercaya) melalui pernyataan Joseph Cardinal Ratzinger (Juni 1988), selaku Prefect, Congregation for the Doctrine of the Faith.Camino de Santiago atau The Way of St. James adalah sebuah Perjalanan Spiritual yang pada Abad Pertengahan menjadi salah satu dari tiga perjalanan spiritual terbesar di dunia Kristen bersama dengan Yerusalem dan Roma. Ribuan orang melakukan perjalanan ini setiap tahun untuk berziarah ke Makam Santo Yakobus, salah satu dari dua belas rasul Yesus Kristus yang terletak di Kota Santiago de Compostela, di utara Spanyol. Seiring berjalannya waktu, jalur-jalur Camino de Santiago berkembang di seluruh Eropa, dengan rute utama dimulai dari tempat-tempat seperti Prancis, Portugal, dan Spanyol. Rute yang paling terkenal adalah Camino Francés, yang dimulai dari kota Prancis, Saint-Jean-Pied-de-Port dan berakhir di Santiago de Compostela dengan jarak +/- 730 km. Pada tahun 1987, Camino de Santiago diakui sebagai Situs Warisan Dunia oleh UNESCO yang meningkatkan popularitasnya sebagai destinasi spiritual dan wisata serta menarik ribuan peziarah dan pengunjung setiap tahunnya. Hingga hari ini, Camino de Santiago merupakan salah satu perjalanan spiritual terbesar di dunia, menarik baik peziarahdan wisatawan dari berbagai belahan dunia untuk menelusuri jejaknya yang kuno dan mengalami perjalanan yang mengubah hidup. Pada kesempatan perjalanan ziarah kali ini, kita akan mengambil salah satu rute tersingkat dan yang paling populer untuk dijalani oleh para peziarah Camino de Santiago mulai dari Sarria sampai di Santiago de Compostela sejauh 110 km, selain kita juga akan berziarah ke tempat penampakan Bunda Maria di Fatima dan juga di Lourdes dengan kemudahan dan fasilitas seperti layaknya perjalanan ziarah pada umumnya.
Penampakan Maria di hadapan Santo Bernardus oleh Fra Bartolommeo, sekitar tahun 1504. Lukisan ini kini disimpan di Uffizi, Firenze. Beberapa penampakan hanya dilihat oleh satu orang saja, seperti penampakan Maria di hadapan Bernadette Soubirous di Lourdes, Prancis.
Sejarah Kekristenan tentunya tidak bisa dilepaskan dari Sejarah Mesir Kuno. Hubungan antara sejarah Mesir Kuno dan Kekristenan melibatkan berbagai aspek, terutama dalam konteks sejarah agama dan budaya. Beberapa aspek dari mitologi Mesir Kuno dan sistem kepercayaan dapat ditemukan dalam elemen-elemen Kekristenan. Misalnya, konsep kehidupan setelah mati dan adanya kehidupan di alam baka dapat merujuk pada keyakinan Mesir Kuno tentang kehidupan setelah kematian. Para peneliti juga telah mencoba mencari sejarah paralel antara tokoh-tokoh dalam Alkitab dan sejarah Mesir Kuno, diantaranya adalah teori yang mengaitkan Musa dengan Firaun Akhenaten atau beberapa firaun lainnya. Musa diyakini hidup di sekitar abad ke-13 atau ke-14 SM, sedangkan Firaun Akhenaten memerintah Mesir pada abad ke-14 SM. Oleh karena itu, mereka ada pada periode yang relatif bersamaan dalam sejarah Mesir Kuno. Tradisi dan kisah mengenai keberadaan bangsa Israel di Mesir yang ditemukan di dalam Alkitab, khususnya dalam kitab Kejadian dan Keluaran. Kisah ini menunjukkan bahwa Keluarga Yakub, atau Israel, pindah ke Mesir pada masa kelaparan dan menetap di sana di sekitar antara abad ke-19 SM sampai abad ke-17 SM sampai waktu Bangsa Israel diperbudak di Mesir dan kemudian dipimpin oleh Musa untuk keluar dari perbudakan dan menuju Tanah Perjanjian.
Sejarah Kekristenan tentunya tidak bisa dilepaskan dari Sejarah Mesir Kuno. Hubungan antara sejarah Mesir Kuno dan Kekristenan melibatkan berbagai aspek, terutama dalam konteks sejarah agama dan budaya. Beberapa aspek dari mitologi Mesir Kuno dan sistem kepercayaan dapat ditemukan dalam elemen-elemen Kekristenan. Misalnya, konsep kehidupan setelah mati dan adanya kehidupan di alam baka dapat merujuk pada keyakinan Mesir Kuno tentang kehidupan setelah kematian. Para peneliti juga telah mencoba mencari sejarah paralel antara tokoh-tokoh dalam Alkitab dan sejarah Mesir Kuno, diantaranya adalah teori yang mengaitkan Musa dengan Firaun Akhenaten atau beberapa firaun lainnya. Musa diyakini hidup di sekitar abad ke-13 atau ke-14 SM, sedangkan Firaun Akhenaten memerintah Mesir pada abad ke-14 SM. Oleh karena itu, mereka ada pada periode yang relatif bersamaan dalam sejarah Mesir Kuno. Tradisi dan kisah mengenai keberadaan bangsa Israel di Mesir yang ditemukan di dalam Alkitab, khususnya dalam kitab Kejadian dan Keluaran. Kisah ini menunjukkan bahwa Keluarga Yakub, atau Israel, pindah ke Mesir pada masa kelaparan dan menetap di sana di sekitar antara abad ke-19 SM sampai abad ke-17 SM sampai waktu Bangsa Israel diperbudak di Mesir dan kemudian dipimpin oleh Musa untuk keluar dari perbudakan dan menuju Tanah Perjanjian.