Getsemani
Getsemani (nama lain: Kebun Zaitun) terletak di kaki Bukit Zaitun. Keaslian bentuk dan suasananya cukup dipertahankan sampai sekarang. Menurut Injil Lukas, pada waktu kunjungannya yang terakhir ke Yerusalem, Yesus mengajar di Rumah Tuhan pada siang hari, dan malam harinya ia pergi ke Bukit Zaitun dan tinggla di situ (Luk 21:37). Jadi, dengan meyeberangi Kidron, Yesus mendaki lereng Bukit Zaitun untuk mencari tempat penginapan di rumah keluarga sahabatnya di Betania (bdk. Mat 21:17) ataupun pergi langsung ke Getsemani yang kiranay menjadi milik salah seorang muridna. Lukas mencatan dalam Injilnya, bahwa sehabis Perjamuan Terakhir, Yesus pergi ke Getsemani seperti biasanya (Luk 22:39), sedangkan Yohanes menulis bahwa Yudas, pengkhianat itu, tahu tempat itu; sebab Yesus sudah sering berkumpul di situ dengan pengikut-pengikutNya (Yoh 18:2). Dulu seluruh Getsemani dikelilingi tembok yang disusun dari batu-batu. Taman itu penuh dengan pohon-pohon zaitun. Ada pula sebuah gua yang dipakai untuk bermalam serta peralatan untuk memproduksi minyak. Pada malam menjelang wafatnya, Yesus memasuki Getsemani dan menyuruh para rasulnya menunggu di gua, katanya, Duduklah di sini, sementara aku pergi berdoa (Mat 26:36). Pada malam itu, Yesus mengalami sejenis sakratulmaut yang dahsyat. Ia berdoa, Bapa, kalau boleh jauhkanlah daripadaku penderitaan yang harus kualami ini. Tetapi jangan menurut kemauanku ini, melainkan menurut kemauan Bapa saja. Peristiwa ini digambarkan di atas altar utama Gereja Getsemani. Karena sangat tertekan, Yesus didatangi seorang malaikat yang menguatkannya. Ia sangat menderita secara batin sehingga ia makin sungguh-sungguh berdoa. Keringatnya seperti darah menetes ke tanah (Luk 22:42-44). Menurut laporan Eteria yang berziarah ke Tanah Suci pada abad IV, di kaki Bukit Sion sejak dahulu ada sebuah gereja di tempat Yesus berdoa. Gereja kedua berdiri di tempat adanya gua. Tidak jauh dari gua itu Yesus didatangi Yudas yang menciumnya. Sesudah itu Yesus ditangkap dan dibawa kepada Mahkamah Agama Yahudi.
Gua Getsemani
Gua kapel itu terletak di sebelah arah Basilika Maria Diangkat ke Surga dan bentuknya tidak teratur. Panjangnya sekitar 17 m, lebarnya 9 m dan tingginya 5.30 m. Pada tahun 1955 dalamnya gua itu kena banjir lumpur, sehingga interiornya hancur. Kapel itu direnovasi pada tahun 1956 oleh para biarawan OFM. Sejak semula gua ini dipakai sebagai gereja. Para arkeolog telah menemukan sisa mosaik lantainya. Ternyata, di zaman dulu seluruh gua berlantai mosaik tersebut. Para pejuang Perang Salib mengisi kapel ini dengan lukisan-lukisan dan fresco.
Taman Getsemani
Di Taman Getsemani masa kini masih ada 8 pohon zaitun yang sudah sangat tua usianya. Para peziarah abad XIII dan XIV menyebut taman ini Ladang Bunga atau Taman Bunga. Setelah taman ini dikuasai oleh orang-orang Islam, tanahnya dibagi-bagi menjadi banyak kavling kecil. Para peziarah Kristen zaman dulu membeli di sini buah-buahan atau daun-daun zaitun ataupun bunga-bunga yang tumbuh di taman ini. Baru sejak tahun 1666 taman itu menjadi milik ordo OFM, lalu keseluruhannya dikelilingi tembok.
Basilika Segala Bangsa
Di tempat yang disucikan oleh Yesus dengan doa dan sakratul mautnya, di masa pemerintahan Kaisar Teodosius (379-395) didirikan sebuah basilika indah. Namun basilika itu paling dulu dihancurkan oleh tentara Persia. Pada waktu Perang Salib, di tempat itu dibangun sebuah gereja kecil demi penghormatan Juru Selamat Yang Mahakudus, tetapi gereja itu pun dirubuhkan oleh para musuh kekristenan. Akhirnya ibadah diadakan di gua yang sejak abad IV ditunjuk sebagai tempat Yudas mencium Yesus. Gereja yang dapat diziarahi sekarang, selesai didirikan menurut rancangan A. Barluzzi pada tahun 1924. Lantainya ditiru berdasarkan sisa mosaik yang ditemukan dari zaman Kaisar Teodosius. Di tembok luar gereja sekarang dapat disaksikan sebuah mosaik karya G. Bargellini yang bertema Yesus menguduskan segala macam derita manusia. Kaca-kaca di dalam gereja berwarna ungu menciptakan suasana remang-remang yang mengundang orang untuk berdoa dan bermeditasi. Mosaik-mosaik bermotif bunga di langit-langit diciptakan oleh D. Archiardi; patung-patung oleh G. Tonnini, sedangkan hiasan-hiasan dari besi – oleh A. Gerardi. Yang patut diperhatikan secara khusus ialah mosaik di atas altar utama yang menggambarkan Yesus sedang mengalami sakratulmautnya. Mosaik ini dibiayai oleh umat dari Hungaria. Mosaik yang menggambarkan penangkapan Yesus dibiayai oleh para serdadu dari Polandia. Mosaik yang menggambarkan pengkhianatan Yudas dibiayai oleh umat Irlandia. Teralis besi di sekeliling Cadas Sakratulmaut dibiayai oleh umat Australia. Berbagai sumbangan berharga dipersembahkan oleh beberapa bangsa demi memperindah gereja ini, yaitu oleh Amerika, Jerman, Kanada, Belgia, Inggris, Meksiko, Chile, Brasilia, Argentina (lambang negara-negara tersebut terdapat pada langit 12 kubah). Justru karena sumbangan universal itu, gereja ini diberi nama Gereja Segala Bangsa.
Cadas Tiga Rasul
Di sebelah kanan basilika terdapat sisa gereja Juru Selamat dari abad XII serta sebuah cadas, dimana menurut tradisi Yesus berkata kepada Petrus, Yakobus dan Yohanes, Tinggallah di sini dan berjagalah ! Kemudian Yesus pergi lebih jauh sedikit lalu tersungkur ke tanah dan berdoa (Mrk 14:34-35)
Gereja St. Maria Magdalena
Setelah keluar dari Getsemani, peziarah dapat mampir ke Gereja St. Maria Magdalena, milik umat Rusia. Gereja ini didirikan pada tahun 1888 oleh Tsar Aleksander III demi mengenang ibunya Maria Aleksandrowa, istri Aleksander II. Di dalam gereja ini terdapat banyak ikon serta kubur Putri Elisabet Fiodorowa yang dibunuh pada tahun 1918. Di sekitar gereja ada banyak kuburan orang Yahudi serta sisa jalan menuju puncak Bukit Zaitun. Atap gereja ini ditutup dengan sejenis kubah khas Gereja Ortodoks-Rusia.