Lembah Kidron
Peziarah yang memandang Lembah Kidron dari ketinggian Bukit Zaitun, langsung dapat menduga, mengapa lembah ini sejak dahulu kala membangkitkan emosi para penduduk Yerusalem. Lembah ini tampak menakutkan dan sangat miskin kehijauan. Di lembah ini terdapat sejumlah kuburan yang dibuat dalam cadas. Seluruh suasananya mengarahkan pikiran manusia pada alam baka. Menurut kepercayaan rakyat, pengadilan terakhir akan dilangsungkan di lembah ini. Menurut salah satu versinya, di atas lembah ini, mulai dari Tembok Kota Lama Yerusalem hingga Bukit Zaitun akan dibentangkan sebuah tali tipis yang harus dilalui setiap orang. Orang-orang benar akan sampai ke ujungnya, sedangkan para pendosa akan jatuh ke dalam lembah di bawahnya. Menurut tradisi Yahudi, Mesias akan datang dari sebelah Bukit Zaitun dan melalui Lembah Kidron akan sampai ke Bait Suci. Pada saat itulah semua orang mati akan bangkit dan akan dilangsungkan pengadilan terakhir atas segena umat manusia. Maka sejak berdirinya Bait Suci I (yang didirikan oleh Raja Salomo), orang-orang Yahudi mulai menguburkan orang-orang matinya di lereng lembah ini.
Beberapa Makam
Di Lembah Kidron dapat disaksikan beberapa makam, yaitu Makam Absalom, Makam Zakharia, dan Makam St. Yakobus. Sesungguhnya semua makam ini tidak berkaitan dengan tokoh-tokoh tersebut. Dalam makam Absalom dan Zakharia malah tidak pernah ada orang yang dikuburkan, sebab kedua bangunan itu didirikan sebagai monumen bagi orang-orang yang dimakamkan di kubur-kubur sekitarnya. Makam Absalom disebut juga Tugu Absalom. Dari kitab kedua Samuel diketahui bahwa Absalom, anak Raja Daud, adalah seorang pemberontak. Sewaktu masih hidup, ia telah membangun bagi dirinya sebuah tugu di Lembah Raja, sebab dia tidak mempunyai anak laki-laki untuk meneruskan keturunannya. Tugu itu dinamakan menurut namanya sendiri, dan sampai hari ini tugu ini dikenal sebagai Tugu Absalom (2Sam 18:18). Atap tugu ini dibuat menurut gaya Yunani, sehingga para arkeolog yakin bahwa tugu ini didirikan kira-kira 700 tahun sesudah meninggalnya Absalom. 50 m ke sebelah selatan dari Makam Abasalom terletak Makam Zakharia (disebut pula : Makam St. Yakobus) yang atapnya mirip piramida serta Makam Keluarga Ben Hezir.
Ofel, benteng orang Yebus
Nama Ofel diterapkan oleh Alkitab pada wilayah di sebelah Bait Suci. Dalam kitab kedua Tawarikh tercatat, Yotamlah yang membangun Pintu Gerbang Utara di Rumah Tuhan, dan memperkuat tembok Yerusalem di daerah yang disebut Ofel (2 Taw 27:3). Menurut Alkitab, di bukit ini, tepatnya di sebelah selatan, berdirilah benteng orang-orang Yebus yang dikalahkan oleh Raja Daud. Pada suatu hari Raja Daud dan anak buahnya berangkat hendak menyerang Yerusalem. Orang Yebus, penduduk kota itu, mengira bahwa Daud tidak akan dapat mengalahkan Yerusalem. Sebab itu mereka berkata kepadanya, Engkau tidak akan dapat masuk ke mari; orang-orang buta dan orang-orang pincang pun sanggup mengusirmu. Daud berkata kepada anak buahnya, Adakah di sini orang yang membenci orang Yebus sama seperti aku membenci mereka ? Cukup bencikah dia sehingga ingin sekali membunuh mereka ? kalau begitu, masuklah melalui terowongan air dan seranglah orang-orang pincang dan buta yang kubenci itu. (Itulah sebabnya orang berkata, Orang buta dan orang pincang tidak boleh masuk Rumah Tuhan). Daud berhasil merebut benteng Sion dan mendudukinya. Ia menamakannya Kota Daud. Kota itu dibangunnya di sekeliling benteng itu, mulai dari sebelah timur bukit yang ditinggikan dengan tanah (2Sam 5:6-9).
Mata air St. Perawan Maria
Di kaki Bukit Ofel terdapat mata air kota Yerusalem yang oleh umat Kristen dinamakan Ain Sitti Mariam, dan oleh umat Islam Umm ad-Darag. Nama Muslim ini berkaitan dengan 32 anak tangga yang harus dituruni untuk sampai ke mata air tersebut. Air keluar dari cadas, tetapi hanya dua kali sehari pada musim dingin dan jarang pada musim panas. Mata air ini dikaitkan dengan lembah Gihon, tempat Salomo diurapi sebagai raja. Menurut kitab pertama Raja-raja, Daud memberi perintah, Panggillah para perwiraku dan pergilah dengan mereka kepada Salomo, putraku. Naikkanlah dia ke atas bagalku sendiri, dan bawalah dia ke mata air Gihon. Di sana Zadok dan Ntan harus melantiknya menjadi raja Israel (1Raj 1:33-34).
Kolam Siloe
Kolam Siloe didirikan oleh Raja Hizkia. Di dalamnya ditampung air yang mengalir dari Mata Air St. Perawan Maria. Air itu turun lewat kanal yang dibaut dalam cadas dan panjangnya sekitar 500 m. Bagi umat Kristen, kolam ini dikenal karena di situlah Yesus menyembuhkan seorang buta sejak lahir. Ceritanya dapat dibaca dalam Injil Yohanes (9:1-9). Kolam sekarang panjangnya 16 m, lebar 4 hingga 5 m, sedangkan dalamnya 6 m. Dulu di tempat ini berdiri sebuah gereja, tetapi dihancurkan oleh tentara Persia pada tahun 614, dan setelah itu tidak pernah dibangun lagi.
Lembah Hinnom
Lembah ini dikenal dari Alkitab sebagai Gehenna (Ibraninya : Ge-Hinnom), sebab di lembah inilah berdiri mezbah Molokh, dewa bangsa Ammon, yang dipakai untuk mengorbankan anak-anak kepadanya (bdk. 2Raj 23:10). Lembah ini kemudian dijadikan lambang neraka. Kata Yesus, Kalau matamu menyebabkan engkau berbuat dosa, cungkillah dan buanglah. Lebih baik engkau hidup dengan Allah tanpa satu mata daripada dibuang ke dalam api neraka (aslinya : Gehenna!) dengan kedua mata (Mat 18:9). Pada kesempatan lain, Yesus bersabda, Janganlah takut kepada mereka yang membunuh badan, tetapi tidak dapat berbuat lebih dari itu. Takutlah kepada Allah ! Sebab sesudah membunuh, Ia berkuasa juga membuang ke dalam neraka (aslinya : Gehenna !) Percayalah, Dialah yang harus kalian takuti (Luk 12:4-5).
Hakeldama
Nama Hakeldama diberi pada ladang yang dibeli oleh imam-imam kepala dengan uang perak yang diterima dan kemudian dikembalikan oleh Yudas (bdk. Mat 27:3-10). Tanah itu dipakai untuk kuburan orang-orang asing. Itulah sebabnya sampai hari ini tanah itu dinamakan “Tanah Darah” (aslinya : Hakeldama) (Mat 27:8)