Tembok di sebelah barat Bait Suci Yahudi disebut Tembok Ratapan. Menurut tradisi para rabbi, tempat ini dalam arti tertentu berperan sebagai pengganti Bait Suci. Di sinilah orang-orang Yahudi berkumpul untuk berdoa sejak zaman dahulu kala. Blok-blok batu berukuran besar sekali dari zaman Herodes Agung I terletak satu di atas yang lain tanpa perbaikan selama kurang lebih dua ribu tahun. Selama Yerusalem berada di bawah kuasa Yordania (1948-1967), orang-orang Yahudi tidak dapat berdoa di tempat ini. Tetapi setelah Yerusalem dipersatukan kembali, orang-orang Yahudi merubuhkan semua gubung di sekitar tembok ini, lalu membuka sebuah lapangan raya di sekelilingnya, sehingga sekarang mereka dapat berdoa dan berkumpul di sini dengan leluasa. Tembok Ratapan merupakan suatu atraksi tersendiri, sehingga selalu dikunjungi banyak Turis. Pada setiap jam, siang dan malam, tanpa peduli akan musim, di dekat tembok ini dapat dijumpai orang-orang Yahudi yang berdoa dan kadang-kadang memasukkan gulungan-gulungan kertas kecil ke dalam celah-celah batu. Pada gulungan kertas itu dicatat ujud doa. Tembok ini disebut Tembok Ratapan, sebab pada tembok inilah orang-orang Yahudi sampai sekarang meratapi kehancuran Bait Suci sambil berharap bahwa suatu ketika Bait Suci akan dibangun kembali.