Santa Katharina

Biara ini memiliki banyak harta karun, termasuk sekitar 2000 icon-icon yang indah dari abad ke-5. Juga terdapat perpustakaan yang menyimpan lebih dari 8000 buku dan manuskrip. Karena sangat berharganya koleksi perpustakaan ini, sampai-sampai disebut sebagai perpustakaan Vatikan ke 2 dalam hal jumlah banyaknya buku serta nilainya dari buku-buku tersebut.
St. Katharina
183279BD-7A6E-4AA4-89DF-7ED5D7D2B357_cx4_cy9_cw96_w1200_r1
SANTA KATHARINA

Kekayaan sejarah biara di daerah ini berawal pada abad ke 3 saat para pertapa-pertapa Kristen yang tertarik dengan lembah yang secara tradisi merupakan tempat dari Semak Terbakar ( Keluaran 3:2 ). Mereka pindah kesini untuk mencari kesucian serta kebebasan dari pengejaran orang-orang Romawi. Hidup dalam kemiskinan dan tertutup ( kecuali pada hari-hari suci, mereka berkumpul bersama di Semak Terbakar ), para pertapa-pertapa ini sering menjadi korban keganasan cuaca serta serangan-serangan dari suku-suku nomaden. Pada tahun 313 Konstantin Agung menyatakan agama Kristen sebagai agama resmi, dan setelah itu sebuah biara didirikan disini oleh ibunda dari Konstantin, Ratu Helena. Struktur permanen pertama dibuat pada tahun 330, saat Ratu Helena mendirikan sebuah Gereja kecil dan menaranya di tempat Semak Terbakar. Pada tahun 530, Kaisar Yustinus memerintahkan pembangunan sebuah basilika yang indah di dalam benteng pertahanannya di puncak gunung Sinai. Tetapi pada saat Stephano, arsitek kepercayaan dari Kaisar Yustinus melihat bahwa ternyata puncak dari Gunung Sinai terlalu sempit untuk digunakan, maka ia memutuskan untuk membangun Gereja Transfigurasi tepat disebelah Kapel St. Eleni. Kaisar yang kesal terhadap hal ini memerintahkan hukuman mati terhadap Stephano, tetapi pembangunnya menghabiskan waktu hidupnya dengan aman di dalam biara serta menerima gelar kesucian. Biara Santa Katarina tumbuh dengan subur selama 1400 tahun dalam perlindungan para penguasa-penguasanya ( termasuk Nabi Muhammad dan Napoleon ). Karena tradisi keramah tamahan kepada orang Kristen dan Islam yang diperlihara oleh para biarawan-biarawannya, tempat tersebut tak pernah ditaklukkan.

Biara St. Katharina dipercaya sebagai contoh tertua di dunia yang tidak berubah dari arsitektur Bizantium. Populasi dari penghuninya, yaitu para biarawan semakin lama menjadi semakin sedikit. Para biarawan yang masih ada sekarang, berasal dari salah satu ordo yang ketat , tidak pernah makan daging dan minum anggur, dan bangun pagi setiap harinya pada pukul 4 ketika lonceng dari Gereja Transfigurasi berbunyi sebanyak 33 kali. 

St. Helena dan Yustinus mengabdikan struktur bangunan kepada Perawan Maria, sejak tradisi Kristen menyatakan bahwa peristiwa penampakkan Tuhan di Semak Tebakar berparalel dengan peristiwa Kabar Sukacita. Gereja utamanya dikenal dengan nama Gereja Tranfigurasi dengan terdapat mosaik-mosaik indah di dalamnya yang menggambarkan peristiwa-peristiwa hidup dari Yesus.

Kompleks ini sendiri dinamakan St. Katharina setelah secara mukjizat mayat dari Martir St. Katharina, seorang penginjil dari Alexandria ditemukan di puncak gunung Katharina ( Jabal Katharina ). Karena berhasil mengajak salah seorang anggota keluarga dari kekaisaran Romawi untuk masuk agama Kristen, St. Katharina diutus untuk hukuman mati dengan disiksa oleh roda pisau. Akan tetapi secara ajaib roda pisau tersebut tidak berfungsi, walaupun pada akhirnya mereka tetap memotong kerongkongan dari St. Katharina. Mayatnya muncul beberapa abad kemudian di atas sebuah puncak gunung yang terisolasi.

Pada abad ke 7, Nabi Muhammad mendiktekan sebuah surat yang isinya memberi jaminan perlindungan terhadap biara tersebut dan memberikan kebebasan dari pemungutan pajak. Salinan dari dokumen ini masih tergantung pada galeri ikon-ikon disana, tepat di sebelah surat yang sama dari Napoleon pada tahun 1798.

Biara ini memiliki banyak harta karun, termasuk sekitar 2000 icon-icon yang indah dari abad ke-5. Juga terdapat perpustakaan yang menyimpan lebih dari 8000 buku dan manuskrip. Karena sangat berharganya koleksi perpustakaan ini, sampai-sampai disebut sebagai perpustakaan Vatikan ke 2  dalam hal jumlah banyaknya buku serta nilainya dari buku-buku tersebut.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *