HomeCategory

Timur Tengah

pexels-murat-sahin-1901382-3522880
pexels-spencer-4356144
SEJARAH MESIR

Sekitar tahun 7000 SM, para pemburu dan pengembara dari Gurun Sahara berkumpul dan mulai bermukim di lembah Sungai Nil. Mereka terbagi menjadi suku-suku tersendiri dengan kepala suku yang berkuasa pada setiap suku-sukunya. Orang-orang Mesir awal mengembangkan banyak jenis kebudayaan dan agama. Dalam legenda Mesir kuno diceritakan bahwa Raja Menes menaklukkan Mesir bagian bawah (utara)  dan menyatukannya dengan Mesir bagian atas (selatan) serta konon mendirikan salah satu kebudayaan terkuat dan tak terlupakan dalam catatan sejarah.

Dua dinasti pertama dari Pharaoh adalah dibawah kuasa dari Abydos. Lalu penggantinya, Pharaoh dari Old Kingdom (2650-2150 SM) membangun ibukota yang baru, Memphis pada tahun 2600 SM. Berturut-turut para Pharaoh penerusnya mengatur pembangunan sistem pengairan yang canggih serta monumen-monumen yang megah hanya dengan menggunakan keahlian dari para petani yang menjadi Wajib Tenaga Kerja. Banyak dari para orang-orang kuno, termasuk orang-orang Mesir sendiri memandang daerah ini sebagai Puncak dari Kebudayaan Mesir Kuno. Para petinggi dari kerajaan ini ( Old Kingdom ) menjalani hidup mereka yang hedonis disertai kuasa yang tak terbatas dengan memanfaatkan keyakinan serta tenaga kerja dari para petani. Yang paling ditakuti dari semua Pharaoh yang sangat berkuasa ( yang dianggap sebagai penjelmaan dari dewa Horus ) adalah : Kematian. Monumen-monumen mereka yang  paling mengagumkan umumnya adalah untuk melambangkan usaha mereka untuk melawan musuh yang tak terkalahkan ini. Dua generasi setelah Piramid pertama dibangun di Saqqara. Pharaoh mengumpulkan para arsitek unggulan serta lebih dari 10.000 tenaga kerja untuk membangun Piramida yang klasik dan indah. Pada saat itu dimana di Cina pun baru bangkit dari abad batu, Mesir telah menemukan cara menulis dan kertas Papirus yang banyak mencatat tentang Ekonomi Nasional mereka, perdagangan dengan Kanaan dan Libanon, pencatatan tentang 8 dinasti dari Pharaoh, serta struktur dari monumen kemanusiaan yang mengagumkan. 

Kekuasaan mutlak dari para Pharaoh mulai berkurang pada saat mulai memasuki abad ke 20 SM, dimana mulai berakhirnya kerajaan lama ( Old Kingdom ) seiring dengan bertumbuhnya kekuasaan dari para Gubernur lokal. Perpecahan yang kian meningkat diperburuk oleh masa kekeringan yang panjang, kepailitan serta kematian dari Pepi II, yang mengakhiri kekuasaan Pharaoh tersebut. Setelah seabad dilanda dengan permusuhan, kelaparan serta kekacauan, Ratu dari Thebes menaklukkan serta menyatukan kembali seluruh kerajaan. Mentuhotep II dari Thebes menjadi Pharaoh pertama dalam dinasti ke 11, dan mendirikan Kerajaan Tengah ( Middle Kingdom, 2040-1786 SM ).

Ibukota Thebes menjadi pusat dari Penjaga Ketertiban Negara yang Teokrasi. Pendeta tinggi Matahari ( yang menjelma pada dewa Amun ) memiliki kekuasaan penuh, dan mengendalikan Pharaoh sendiri. Mesir memodernisasi angkatan bersenjata yang terdahulu, menggunakan senjata dan kereta kuda yang terbuat dari perunggu, dan menyerbu Afrika, Palestina dan Siria. Saat ini, dibawah Kekaisaran yang dipimpin oleh seorang raja yang pejuang, Mesir menguasai seluruh wilayah di Timur Tengah. Perdagangan kayu, minyak zaitun, budak membawa kestabilan dan kemakmuran pada Mesir, walaupun persaingan antara Pharaoh dan Pendeta tinggi dewa Amun kerap kali membawa gangguan. Meskipun prestasi baik didapatkan oleh para pharaoh-pharaoh agresif seperti Thutmosis III dan Ramses II, Kerajaan baru (New Kingdom) perlahan-lahan hancur. Persaingan antara kuil dengan negara dimenangkan oleh Pendeta Amun, dan negara runtuh pada tahun 1075 SM. Mesir bawah dipimpin oleh dinasti yang berpusat di Delta, sedangkan Thebes menjadi pusat Teokrasi Mesir bagian atas.

Dinasti Persia mengganggu kekuasaan Pharaoh dan menanamkan kebencian, meskipun Persia tidak turut campur dalam masalah sosial. Untuk 200 tahun berikutnya Mesir berjuang untuk mengusir Persia, dan mereka berhasil walaupun hanya sesaat.

Ketika Alexander Agung tiba di Mesir ( 332 SM ), dia dianggap sebagai pembebas karena berhasil mengusir Persia dari Mesir. Dia diumumkan sebagai Putra dari Amun dan Pharaoh yang resmi dari Mesir. Setelah kematian Alexander Agung, kerajaan pecah dan kekuasaan diambil alih oleh Panglima tentaranya, Jenderal Ptolemy dan akhirnya menjadi Pharaoh Ptolemy, anak dewa.

Pada tahun 48 SM, Julius Caesar datang ke Mesir dan terperosok atas pesona dari Cleopatra VII, Ratu Mesir. Cleopatra yang sedang menghadapi tantangan dari penuntut tahta yang lain, menerima tawaran untuk beraliansi dengan Caesar walaupun itu mengorbankan keamanannya hingga sampai pada saat pembunuhan terhadap Caesar 4 tahun kemudian di Roma. Mencium bahaya sekaligus kesempatan, Cleopatra berkonspirasi dengan Marc Anthony, salah satu dari 3 calon pengganti Caesar kelak. Namun akhirnya Oktavianus-lah yang berhasil mengambil Kerajaan Roma, dan dengan kejam menghancurkan Dinasti Ptolemy di Mesir pada tahun 30 SM. 

Dengan demikian berakhirlah Dinasti Pharaoh di Mesir.

St. Katharina
183279BD-7A6E-4AA4-89DF-7ED5D7D2B357_cx4_cy9_cw96_w1200_r1

Biara ini memiliki banyak harta karun, termasuk sekitar 2000 icon-icon yang indah dari abad ke-5. Juga terdapat perpustakaan yang menyimpan lebih dari 8000 buku dan manuskrip. Karena sangat berharganya koleksi perpustakaan ini, sampai-sampai disebut sebagai perpustakaan Vatikan ke 2 dalam hal jumlah banyaknya buku serta nilainya dari buku-buku tersebut.

GUNUNG SINAI

“Gunung Sinai ditutupi seluruhnya dengan asap, karena Tuhan turun ke atasnya dalam api; asapnya membumbung seperti asap dari dapur, dan seluruh gunung itu gemetar sangat”. ( Keluaran 19 : 18 )

Pucak Suci dari Gunung Sinai, atau yang disebut juga dalam bahasa daerah setempat Gunung Musa ( Jabal Musa ), berada pada ketinggian 2285 m di atas permukaan laut. Alkitab mengisahkan bahwa gunung tersebut diselimuti api dan asap pada saat Musa mendaki ke atasnya untuk menerima Sepuluh Perintah Allah, sementara bangsa Israel yang sedang menunggu di kemah sambil membuat sapi emas untuk dipuja. Gunung Sinai merupakan salah satu dari dua tempat dalam Perjanjian Lama dimana Tuhan menyatakan diriNya kepada orang-orang, menjadikan puncak terpencil ini suci bagi umat Kristen dan Islam. Dalam Kitab Keluaran, Tuhan memperingatkan kepada orang-orang, “Jagalah baik-baik, jangan kamu mendaki gunung itu atau kena kepada kakinya, sebab siapapun yang kena kepada gunung itu, pastilah ia dihukum mati” ( Keluaran 19 : 12 ). Larangan ini sudah lama diabaikan, turis-turis setiap harinya mendaki ke puncak gunung ini. Tuhan seharusnya menambah 1 hukumnya lagi menjadi hukum ke sebelas : Jangan membuang sampah sembarangan. Setiap harinya pada pendaki menyampahi jalan-jalan yang dilaluinya. Pemandangan dari puncak gunung Sinai memberikan gambaran sama seperti gambaran keadaan abad-abad sebelumnya. Kesepuluh Perintah Allah terdapat dalam Kitab Keluaran ( 20 : 2 – 17 )

Pendakian ke atas puncak gunung sinai merupakan hal yang menantang serta bukan sesuatu yang tidak mungkin.

 

Misteri dari Manna
"Pada waktu petang datanglah berduyun-duyun burung puyuh yang menutupi perkemahan itu ; dan pada waktu pagi terletaklah embun sekeliling perkemahan itu…Ketika embun itu menguap, tampaklah pada permukaan padang gurun sesuatu yang halus, sesuatu yang seperti sisik, halus seperti embun beku di bumi…..Ketika orang Israel melihatnya, berkatalah mereka seorang kepada yang lain : "Apakah ini ?" Sebab mereka tidak tahu apa itu. Tetapi Musa berkata kepada mereka : "Inilah roti yang diberikan Tuhan kepadamu menjadi makananmu" ( Keluaran 16 : 13 - 15 )

Burung puyuh dan Manna yang disebutkan dalam Kitab Suci telah membuat orang-orang heran. Menurut ahli botani dan lingkungan hidup, burung puyuh yang disebutkan dalam Kitab Suci adalah sama dengan burung puyuh yang sampai sekarang masih ada dan sering disantap oleh orang-orang Beduin. Burung tersebut bermigrasi dari Afrika menuju Eropa dan sering berhenti di Sinai untuk kembali mengumpulkan tenaga untuk perjalanan mereka selanjutnya. Karena telah letih setelah perjalanannya, umumnya mereka dapat dengan mudah ditangkap dengan tangan. Lalu mengenai Manna / roti yang disebutkan dalam alkitab, tidak ada hubungannya dengan burung puyuh ini. Makanan manis yang mengisi perut orang-orang Israel ini sebenarnya berasal dari serangga yang hinggap di pohon Tamarind / atau pohon asam. Orang-orang Beduin sampai saat ini masih mengkonsumsi Manna sebagai tambahan dari menu makanannya.

Tiga piramid utama di dataran tinggi Giza dibangun untuk tiga Pharaoh dari dinasti keempat, yaitu : Cheops ( Khufu ), Chepren ( Khafre ),  dan Mycerinus ( Menkaure ). Mereka merupakan 3 generasi pharaoh yang memerintah turun temurun mulai dari  Kakek, anak dan cucu pada abad ke 26 SM.