GUNUNG SINAI
“Gunung Sinai ditutupi seluruhnya dengan asap, karena Tuhan turun ke atasnya dalam api; asapnya membumbung seperti asap dari dapur, dan seluruh gunung itu gemetar sangat”. ( Keluaran 19 : 18 )
Pucak Suci dari Gunung Sinai, atau yang disebut juga dalam bahasa daerah setempat Gunung Musa ( Jabal Musa ), berada pada ketinggian 2285 m di atas permukaan laut. Alkitab mengisahkan bahwa gunung tersebut diselimuti api dan asap pada saat Musa mendaki ke atasnya untuk menerima Sepuluh Perintah Allah, sementara bangsa Israel yang sedang menunggu di kemah sambil membuat sapi emas untuk dipuja. Gunung Sinai merupakan salah satu dari dua tempat dalam Perjanjian Lama dimana Tuhan menyatakan diriNya kepada orang-orang, menjadikan puncak terpencil ini suci bagi umat Kristen dan Islam. Dalam Kitab Keluaran, Tuhan memperingatkan kepada orang-orang, “Jagalah baik-baik, jangan kamu mendaki gunung itu atau kena kepada kakinya, sebab siapapun yang kena kepada gunung itu, pastilah ia dihukum mati” ( Keluaran 19 : 12 ). Larangan ini sudah lama diabaikan, turis-turis setiap harinya mendaki ke puncak gunung ini. Tuhan seharusnya menambah 1 hukumnya lagi menjadi hukum ke sebelas : Jangan membuang sampah sembarangan. Setiap harinya pada pendaki menyampahi jalan-jalan yang dilaluinya. Pemandangan dari puncak gunung Sinai memberikan gambaran sama seperti gambaran keadaan abad-abad sebelumnya. Kesepuluh Perintah Allah terdapat dalam Kitab Keluaran ( 20 : 2 – 17 )
Pendakian ke atas puncak gunung sinai merupakan hal yang menantang serta bukan sesuatu yang tidak mungkin.
Misteri dari Manna "Pada waktu petang datanglah berduyun-duyun burung puyuh yang menutupi perkemahan itu ; dan pada waktu pagi terletaklah embun sekeliling perkemahan itu…Ketika embun itu menguap, tampaklah pada permukaan padang gurun sesuatu yang halus, sesuatu yang seperti sisik, halus seperti embun beku di bumi…..Ketika orang Israel melihatnya, berkatalah mereka seorang kepada yang lain : "Apakah ini ?" Sebab mereka tidak tahu apa itu. Tetapi Musa berkata kepada mereka : "Inilah roti yang diberikan Tuhan kepadamu menjadi makananmu" ( Keluaran 16 : 13 - 15 )
Burung puyuh dan Manna yang disebutkan dalam Kitab Suci telah membuat orang-orang heran. Menurut ahli botani dan lingkungan hidup, burung puyuh yang disebutkan dalam Kitab Suci adalah sama dengan burung puyuh yang sampai sekarang masih ada dan sering disantap oleh orang-orang Beduin. Burung tersebut bermigrasi dari Afrika menuju Eropa dan sering berhenti di Sinai untuk kembali mengumpulkan tenaga untuk perjalanan mereka selanjutnya. Karena telah letih setelah perjalanannya, umumnya mereka dapat dengan mudah ditangkap dengan tangan. Lalu mengenai Manna / roti yang disebutkan dalam alkitab, tidak ada hubungannya dengan burung puyuh ini. Makanan manis yang mengisi perut orang-orang Israel ini sebenarnya berasal dari serangga yang hinggap di pohon Tamarind / atau pohon asam. Orang-orang Beduin sampai saat ini masih mengkonsumsi Manna sebagai tambahan dari menu makanannya.